Stay humble......stay humble, itulah kalimat yang digaungkan oleh para fans Arsenal dalam laga kontra Manchester City. Namun, tidak lama setelahnya, stay humble layak dialamatkan pada Arsenal itu sendiri. Mereka tumbang melawan Newcastle, dengan aggregat mencolok, empat gol tanpa balas.
Hanya beberapa hari sebelum kick-off, Mikel Arteta mengungkapkan kekecewaannya atas pergerakan Arsenal di bursa transfer. Kebutuhan akan striker baru kian mendesak. Tapi tim asal London Utara masih ogah-ogahan belanja striker, dengan alibi tidak sesuai dengan anggaran, dan lain sebagainya.
Arsenal kini perlu sadar bahwa sikap tidak berani ambil striker itu adalah tindakan yang kurang humble. Imbasnya, mereka menuju musim ke-5 nol gelar. Lantas, seperti apa ketidakhumble-an Arsenal ini?
Kekalahan Menyakitkan
Ada yang bilang kalau Piala EFL atau Carabao Cup hanyalah piala ciki. Tapi, piala ciki begini, EFL Cup adalah salah satu turnamen yang potensinya paling besar buat Arsenal. Sekarang, peluang menang itu sirna gara-gara mereka tumbang di tangan Newcastle.
Di leg pertama, anak asuh Eddie Howe sudah menunjukkan betapa tidak efektifnya Arsenal. 23 tembakan dilepas anak asuh Mikel Arteta. Hanya tiga yang tepat sasaran. Tidak satupun yang berbuah gol.
Pola yang sama juga terlihat di leg ke-2 yang berlangsung di markas Newcastle, St James' Park. Arsenal melepas 10 tembakan ke gawang Newcastle. Tapi lagi-lagi, hanya tiga yang tepat sasaran. Celakanya, Arsenal membiarkan The Toons menembak hingga 11 kali. Tiga tembakan tepat sasaran. Dua di antaranya berbuah gol.
Newcastle secara tidak langsung menekankan kepada Arsenal bahwa keberadaan seorang finisher berkualitas akan membawa hasil positif buat sebuah tim. Newcastle punya Alexander Isak. Pemain yang satu ini turut menyumbang satu gol, serta melepas dua tembakan di leg kedua.
Trofi FA Cup belum lama ini melayang dari cengkraman Meriam London. Sekarang, giliran trofi EFL Cup yang hilang dari pangkuan mereka. Arsenal sudah menjalani puasa trofi semenjak gelar Piala FA yang mereka dapat pada musim 2019/2020. Sekarang, mereka ada di ambang tahun ke-5 puasa gelar.
Krisis Penyerang
Mikel Arteta sedari awal menyatakan kalah dirinya punya filosofi sepakbola indah. Filosofi ini agaknya mengandalkan penyerang-penyerang cair sebagai ujung tombak andalannya. Arteta kini mendapatkannya. Tapi, kehadiran para penyerang cair ini justru menjadi petaka tersendiri.
Hilangnya Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette praktis membuat Arsenal merindukan sosok striker haus gol di sektor serang. Coba lihat skuad Meriam London musim ini. Dapat dipastikan, Arsenal tidak punya striker murni selain Gabriel Jesus.