Mohon tunggu...
Fatih Romzy
Fatih Romzy Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penyuka Olahraga, Film, Musik dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Kung-Fu Panda 4: Film Anak-Anak Kaya Amanat yang Terlalu Padat

6 Desember 2024   10:49 Diperbarui: 6 Desember 2024   10:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Po dalam Kung-Fu Panda 4 (IMDb)

Delapan tahun absen dari jagat layar lebar, Dreamworks kembali unjuk gigi dengan salah satu waralaba paling terkenal mereka dalam wujud Kung-Fu Panda 4. Petulangan Po, si panda ahli kung-fu yang menggemaskan berlanjut ke film ke-4 nya. Film ini menyajikan petualangan yang berbeda, tetapi tetap mengedepankan banyak aspek yang menjadi ciri khas waralaba ini.

Setelah sekian lama absen, kehadiran Kung-Fu Panda dalam wujud film ke-4 nya tentu saja menjadi sesautu yang sangat dinantikan fans. Apalagi, akan ada sejumlah elemen baru yang akan disuntikkan ke dalam film ini. Lantas, apakah Kung-Fu Panda 4 berakhir menjadi film yang sama epiknya dengan tiga film pendahulunya? Mari simak reviewnya!

Janjikan Nama-Nama Besar

Jajaran nama besar dalam sebuah film lazim digunakan oleh sebuah rumah produksi untuk menggaet banyak audiens dari film yang mereka buat. Demikian halnya yang terjadi pada Kung-Fu Panda 4. Jajaran cast serta kru yang terlibat rupanya bukan orang-orang sembarangan. Dreamworks ingin membuat film ini benar-benar berkesan buat para penggemarnya.

Dari jajaran cast, Jack Black akan tetap mengisi suara Po, sang panda ikonik yang selama ini menjadi karakter utama Kung-Fu Panda. Po akan ditemani Zhen, seekor rubah pencuri yang diisi suara oleh Awkwafina. Villain utama dalam film ini, The Chameleon diisi suara oleh Viola Davis, aktris yang juga berperan sebagai Amanda Waller dalam dua serial Suicide Squad garapan Warner Bros.

Yang menarik, nama-nama besar tidak hanya menghiasi jajaran cast, tetapi juga dalam jajaran kru yang bertugas. Seperti tiga film sebelumnya yang dibesut sutradara berbeda, Dreamworks kembali menugaskan sutradara yang berbeda lagi. Kali ini, DreamWorks menunjuk Mike Mitchell dan Stephanie Stine sebagai sutradara.

Sekadar informasi saja, Mike Mitchell merupakan salah satu sutradara kawakan yang pernah menggarap sejumlah film besar. Sebut saja Trolls, The Lego Movie 2, hingga The SpongeBob Movie: Sponge Out of the Water adalah beberapa film yang pernah ia gawangi. Sementara Stephanie Stine dikenal dalam keterlibatannya sebagai storyboard artist dalam beberapa film populer seperti How to Train Your Dragon: The Hidden World, serta Raya and the Last Dragon.

Jangan lupakan pula sosok Hans Zimmer yang dipercaya menggarap scoring film Kung-Fu Panda 4 ini. Sekadar tahu, Hans Zimmer adalah orang dibalik scoring film-film epik Hollywood lainnya. Interstellar, Gladiator, The Lion King, Dune, Inception, hingga The Dark Knight adalah beberapa film yang ia garap scoringnya.

Plot Penuh Amanat

Kung-Fu Panda 4 sendiri mengambil latar beberapa tahun pasca kejadian di Kung-Fu Panda 3, di mana saat itu, Po berhasil menaklukkan General Kai. Alurnya berfokus kepada Po yang kini dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa ia akan mendapat peran baru sebagai seorang spiritual leader, menggantikan posisi Master Oogway.

Di sinilah konflik utama film ini dibangun. Masih dengan premis yang sama seperti tiga film terdahulunya, Po kembali dihadapkan pada situasi krisis jati diri. Di satu sisi, Po menikmati perannya sebagai seorang Dragon Warrior. Tapi di sisi lain, hidup terus berjalan, sehingga Po harus naik level ke tingkat yang lebih tinggi, walaupun kenaikan tingkat ini bukanlah sesuatu yang ia sukai.

Di lain sisi, Po kembali dihadapkan pada situasi pelik sebagai seorang Dragon Warrior yang merupakan pelindung Valley of Peace. Kehadiran The Chameleon yang mengganggu ketenangan warga membuat Po kembali dihadapkan pada misi sulit seorang Dragon Warrior. Beruntung bagi Po, kali ini, dia menemukan partner dalam wujud Zhen, seekor rubah pencuri yang ia temui dalam perjuangannya menghadapi krisis jati diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun