Mohon tunggu...
Muhammad Al Fatih
Muhammad Al Fatih Mohon Tunggu... -

Pujian adalah RACUN !!! Hati-hati terhadap pujian yang berlebihan....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata Ini Mengapa Prabowo Tidak Menikah Lagi!

2 Juni 2014   16:16 Diperbarui: 4 April 2017   16:11 2743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bermain politik itu memang unik. Menarik, mendebarkan, asyik dan kadang menyenangkan, banyak yang membenci politik, tapi sekali yang tetep terus mau bermain dengan politik. Mungkin seperti game angry bird, kelihatannya memang flappy bird. Sudah tahu nanti akan jatuh, tapi banyak orang yang menikmati kapan jatuhnya dan kapan tegangnya.

Satu pemandangan menarik ketika kemarin di KPU acara pengambilan nomor urut capres dan cawapres. Dimana yang dahuluan hadir adalah kubu Jokowi dengan di hadiri Megawati, anis baswedan dll. Sementara kubu Prabowo datang belakangan, karena memang masih menyapa dulu ke pendukungnya dengan mobilnya, tidak tahu bagi sebagian orang di anggap mempertontonkan kemewahan jika di bandingkan kubu Jokowi yang naik bajaj(Walau juga sebenarnya dalam keseharian tidak pernah jokowi atau JK naik bajaj). Sehingga biar rakyat yang menilai mana yang wujud pencitraan dan mana yang berupa kejujuran.

Kembali ke topik tentang pengambilan nomor urut, ketika prabowo subiyanto yang datang belakangan, akhirnya masuk ke ruangan dan spontan sebagaimana gaya beliau sebagai seorng mantan angkatan ketika bertemu dengan orang yg di hormati pasti melakukan salam hormat.
Ketika prabowo ketemu megawati juga begitu melakukan salam Hormat, tapi ternyata yang di lakukan megawati adalah tetep aja pakai senyum simpul dan tetep duduk di tempatnya. Beda dengan surya paloh maupun jokowi dll ketika itu juga langsung berdiri menyambut Prabowo.
Mungkin bagi megawati biasa saja, toh Prabowo adalah layak diperlakukan seperti itu, walau dulu pernah satu team ketika melawan SBY, dan juga toh perjanjian batu tulis yang di ungkit kubu Prabowo toh sudah dak berlaku.

Dari tontotan kemarin ternyata terlihat bahwa mungkin disinilah sifat kewanitaan seorang megawati keluar. Dimana seoarng wanita lebih mengedepankan perasaaan di bandingkan dengan cara berpikir rasional. Megawati mungkin belm begitu rasional bahwa politik itu memang kadang di belakang saling adu stategi tapi ketika ketemu saling senyum dan saling sapa.
Karena sebagai seoarng negarawan kita harus bisa memberikan contoh pertunjukan yang baik kepada rakyat. COba kita bayangkan bahwa namanya politik itu selalu dinamis, hari ini mungkin jokowi satu barisan, atau surya paloh satu barisan. Kita tidak tahu di belakang ada deal-deal apa(sebagaimana dulu dengan Prabowo, ternyata tetep aja ada deal-deal tertentu melahirkan batu tulis).
Jika bermasalah dengan Jokowi, karena tidak mau tunduk pada Tugas-tugas kepartaian yang sudah di kasihkan ke Jokowi selama jadi presiden, apakah juga megawati akan menunjukkan hal yang sama. Dimana sakit hati dan ketidak cocokan akan di pendam sampai akhir hayat. (Hal ini juga berlaku kepada SBY yg sampai sekarang komunikasinya tidak cair dng megawati).
Tapi semua sifat megawati seperti itu memang perlu kita maklumi karena sifat dasar kewanitaan itu diberikan oleh Tuhan kepada semua wanita. Jadi ketika melihat hal itu harusnya kita biasa saja. Tidak perlu di cerca atau di hina. Karena itu sifat dasar seorang wanita, walaupun dia seoarng politikus pastilah masih akan membawa sifat-sifat itu.

Di lain sisi Prabowo memperlihatkan contoh ke negarawan yang berbeda, dimana ketika kampanye boleh saling adu program, slaing sindir dan lain-lain. Tapi ketika memang itu sudah peraturan negara(konstitusi) pasti akan tunduk. Ketika merasa kalah pemilu denga SBY beliau malah menuliskan ucapan selamat lewat surat UCAPAN SELAMAT yang pertama kali atas kemenangan SBY. Segarang-garangnya Prabowo tapi ketika sudah Bumi Pertiwi memanggil dia pasti akan tergerak tunduk patuh.
Mungkin itu yang menyebabkan Prabowo sampai sekarang tidak menikah lagi. Karena memang rasa cintai beliau kepada TANAH AIR lebih besar di bandingkan rasa KECINTAAN beliau seoarng wanita. Beliau tahu bahwa sebenarnya beliau kembali ke Negara ini pasti akan di caci maki, maka ketika ada penawaran dari raja jordan untuk pindah kewarnegaraan beliau menolak. Mungkin akan lebih enak Prabowo lari ke negeri Jordan, dia akan lebih bisa hidup bahagia tanpa beban apa-apa. Tapi ternyata Prabowo memilih jalan lain yaitu -JALAN PERJUANGAN-karena beliau tahu bahwa hari ini negeri ini sakit, Istri tercintanya yang bernama IBU PERTIWI di hina negara lain, aset-aset banyak yang terjual. Pulau-pulau kecil di akui milik malaysia, patok-patok negara berpindah.
Maka kecintaannya beliau pada sang IBU PERTIWI lebih besar dari sekedar cacian HAM dan penculikan-penculikan yang tdk terbukti sampai sekarang.

Jika banyak orang mempermasalahkan tentang ketidakpunyaan istri bagi Prabowo. Kenapa hari ini banyak yang tidak mempermasalahkan tentang kesendirian Megawati. Jika ada yg bilang tanpa istri susah bahagia, maka sama saja juga mengatakan hari ini megawati juga tidak bahagia. Silakan menilai apapun tentang Prabowo, karena seoarng Prabowo selama akan selalu datang buat IBU PERTIWI.
Itu adalah sumpah seoarng PRAJURIT. Baginya tidak punya istri saat ini bukan menjadi masalah besar karena dia punya seoarng istri yang jauh lebh setia yaitu IBU PERTIWI.
Tekat beliau kuat harus mengabdi kepada IBU PERTIWI lebih besar daripada sekedar PENGABDIAN KEPADA ISTRI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun