Di dalam hukum kita mengenal akan ungkapan ungkapan yang biasanya dijadikan dalil dalam berdebat maupun merumuskan suatu perkara, ungkapan ini biasa kita kenal dengan sebutan "adagium", termasuk salah satu adagium terkenal yang mungkin tidak lagi asing bagi beberapa dari kita, yakni "index animi sermo" yang berarti cara seseorang berbicara menunjukan pikirannya.
Adagium singkat ini menjabarkan makna yang sangat dalam namun sangat sederhana pula, tentang bagaimana ucapan seseorang itu merepresentasikan karakter dari orang itu sendiri terutama pola pikir nya. Seringkali kita dapat merasakan wibawa seseorang atau men judge seseorang hanya dengan mendengarnya berbicara ataupun berpidato, dan inilah salah satu gambaran sederhana perihal adagium ini.Â
Maka tak heran apabila saat kita menjumpai seseorang yang kualitas bicara nya buruk itu adalah orang yang pemikirannya kosong atau tidak memiliki wawasan yang luas. Bapak filsuf kita, Socrates menggambarkan hal ini dengan mengkategorikan orang menjadi 3 kategori berdasarkan apa yang mereka bicarakan. Â "pikiran yang kuat membicarakan ide, pikiran biasa membicarakan kejadian, dan pikiran lemah membicarakan orang". Kurang lebih itu lah klasifikasi dari pemikiran sokrates terkait apa yang seseorang bicarakan menunjukkan kualitas pikiran dari orang tersebut.
Jika kita mengenal adagium ini lebih dalam dengan mempelajari ilmu ilmu mantiq atau logika maka kita akan dapat dengan mudah membandingkan mana pikiran yang berisi dan mana pikiran yang kosong. Dapat kita jumpai ketika sedang berdiskusi, bahkan tak jarang pula ketika sedang berdebat tiba tiba lawan debat kita bukannya menanggapi argumen kita justru mereka lebih menekankan terhadap personality kita, dan ini termasuk salah satu dari logical fallacy yakni "ad hominem" yang merupakan bentuk dari sebuah kesalahan berfikir, atau terkadang kita jumpai pula orang yang membandingkan suatu hal dengan hal lain yang tidak relavan. Maka kita dapat mengetahui kualitas pemikiran seseorang hanya melalui apa yang ia bicarakan. So, its mean your words is represented the classification on your thoughts.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI