whataboutisme merupakan suatu bentuk pengalihan fokus dengan membandingkan suatu kasus dengan kasus lainnya yang sering kali tidak ada relavansiny antara kasus yang dibahs dengan yang dibandingkan. Frasa ini sendiri diambil dari bahasa inggris "what about..." yang berarti "bagaimana dengan...", dan pola fikir ini seringkali digunakan untuk mempertanyakan konsistensi maupun integritas lawan bicara tanpa memedulikan topik inti.
Whataboutisme sendiri dikenal sebagai sebuah teknik dalam retorika yang sering diimplementasikan pada panggung panggung diskusi politik, akademis, sosial, bahkan dalam kehidupan sehari hari. Istilah ini populer pertama kali ketika digunakan untuk menggambarkan propaganda pada era cold war. Logika ini berulang kali digunakan oleh pemerintah Uni soviet ketika menanggapi kritik dari barat dengan mengatakan "bagaimana dengan masalah masalah yang ada dinegara kalian sendiri ?" misalnya ketika Uni soviet dikritik atas pelanggaran HAM, mereka membalas dengan membandingkan rasisme yang terjadi di Amerika.
Alih alih menciptakan ruang diskusi yang sehat dan konstruktif, whataboutisme justru memecah fokus diskusi dan menjembatani kegaris kebuntuan. Dalam jangka panjang hal ini dapat memperkuat sikap defensif, polarisasi bahkan mempeelambat upaya untuk menemukan solusi.
Walaupun pada dasarnya whataboutisme ini hanyalah taktik umum yang seringkali digunakan dalam berbagai forum, tetap saja dapat berbahaya ketika tidak ditangani dengan baik karena dapat memicu kerusuhan dan debat kusir. Dengan memahami dan mengidentifikasi pola ini, tentu kita dapat menjaga agar diskusi tetap positif dan produktif serta fokus pada penyelesaian masalah. Kunci dalam mengatasi whataboutisme sendiri adalah sikap jujur dalam berdialog, dan berorientasi pada solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H