BEKASI,- Gen Z Â dan Milenial kelompok yang berusia (18-39) Tahun menghadapi tantangan yang besar dalam mencari pekerjaan tetap di Indonesia. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyebut kedua angkatan tersebut menjadi angkatan kerja paling terdampak karena secara jumlah mendominasi. Ia mencatat sebesar 25,87 persen penduduk merupakan milenial dan 27,94 persen adalah generasi Z.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan kelompok milenial (24 tahun-39 tahun) dan generasi Z (8 tahun-23 tahun) merupakan angkatan tenaga kerja yang paling terdampak pandemi Covid-19 karena pengurangan jam kerja.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh Gen Z adalah ketidaktepatan penyesuaian antara keahlian yang dimiliki dengan permintaan pasar kerja. Banyak lulusan perguruan tinggi terpaksa menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang studinya, atau bahkan mengalami pengangguran jangka panjang.Â
Dan juga adanya sistem kerja lepas, perusahaan sengaja lebih memilih pekerja dengan status magang atau pekerja lepas yang mau menjalani kontrak kerja selama beberapa bulan, dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan perusahaan. Kebanyakan  perusahaan sekarang sengaja merekrut karyawan muda dengan gaji rendah dan tuntutan kerja tinggi, dengan tujuan mengurangi pekerja, dan menuntut satu orang pekerja yang multitasking.
Selain itu, struktur ketenagakerjaan juga berperan dalam kesulitan Gen Z dalam mencari pekerjaan tetap. Sebagian besar pekerjaan yang tersedia adalah pekerjaan tidak tetap atau pekerjaan dengan sistem kontrak, sehingga membuat sulitnya memperoleh jaminan keamanan kerja dan kesejahteraan finansial.
Persaingan yang ketat di pasar tenaga kerja juga berperan dalam kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Dengan jumlah lulusan perguruan tinggi yang semakin meningkat setiap tahun, pasokan tenaga kerja melebihi permintaan pekerjaan yang tersedia. Hal ini menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran dan kesulitan bagi Gen Z dan milenial untuk memasuki dunia kerja dengan posisi yang diinginkan.
Menurut anda mengapa Gen Z sekarang sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap?
"Menuut saya yang pertama, karena banyak perusahaan yang menyebarkan lowongan pekerjaan dengan syarat keahlian yang tidak masuk akal. Kita dituntut untuk multitasking tetapi dengan gaji yang tidak sepadan. Banyak sekali tuntutan yang diberikan. Contohnya saya lulusan S1 pendidikan Bahasa Ingris, tapi di Sekolah saya dituntut untuk mengajar lebih dari 3 mata pelajaran sekali gus.
Yang kedua, anak muda jaman sekarang juga masih gede gengsinya, jadi kadang masih nyarinya yang sesuai passion atau jurusannya ga jarang mereka lebih memilih Kesehatan mental dari pada bertahan di kantor yang ga sehat. Situasinya jadi lebih sulit setelah masa Covid-19 dengan banyaknya perusahaan yang melakukan pengurangan ketenagakerjaan," ungkan Shabrina, 24 seorang Guru SMP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H