Mohon tunggu...
Fatih Alfayruz
Fatih Alfayruz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Nuklir Disemenanjung Korea bagi Perdamaian Dunia

16 September 2024   00:14 Diperbarui: 16 September 2024   02:35 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semenanjung korea adalah sebuah semenanjung yang terletak di bagian timur laut benua Asia dan kemudian terbagi menjadi dua negara, yaitu: Korea Utara, dan Korea Selatan. Walaupun secara geografis hanya mencakup dua negara, Semenanjung Korea memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap dinamika geopolitik global. Kepemilikan senjata nuklir oleh Korea Utara telah memicu dilema keamanan dalam skala Internasional dan mengakibatkan terjadinya perlombaan senjata di negara sekitar Korea Utara. Tentunya hal ini akan menjadi hal buruk bagi terciptanya perdamaain dunia ke depan. Lantas bagaimana sejarah perkembangan nuklir Korea Utara? Dan bagaimana dunia merespon tindakan tersebut?

  • Sejarah Perkembangan Nuklir Korea Utara

Korea Utara memulai program penelitian nuklir pada tahun 1950-an dengan bantuan Uni Soviet yang akhirnya berhasil mendirikan reaktor nuklir pertamanya di Yongbyong. Namun, Setelah Krisis Misil Kuba 1962, Upaya pengembangan program nuklir Korea Utara mulai melambat. Barulah pada tahun 1970-an Korea Utara memulai program senjata nuklir dengan sungguh-sungguh karena dorongan untuk menyaingi kemajuan Korea Selatan. Pada tahun 1980, Korea Utara berhasil membangun reaktor nuklir yang dapat menghasilkan plutonium di tingkat senjata.

Pada 9 Oktober 2006 Korea Utara melakukan uji coba perangkat nuklir pertamanya di sebuah fasilitas bawah tanah di bagian timur laut Korea Utara. Uji coba berikutnya dilakukan pada 25 Mei 2009, diikuti oleh uji coba ketiga pada 12 Februari 2013. Selanjutnya, Korea Utara melaksanakan dua uji coba pada tahun 2016: yang keempat pada 6 Januari dan yang kelima pada 9 September, diikuti uji coba keenam pada 3 September 2017. Dan uji coba terbarunya dilakukan pada 18 November 2022 yang merupakan uji coba rudal balistik antar benua pertama Korea Utara.

Berdasarkan laporan CIA tahun 2023, Korea Utara diperkirakan memiliki 30 hingga 40 senjata nuklir. Dan diperkirakan dapat memproduksi lebih dari 200 senjata nuklir pada tahun 2027. Korea Utara memiliki hulu ledak operasional untuk rudal jarak pendek seperti Nodong, dan untuk jarak jauh Korea Utara memiliki rudal balistik antar benua seperti rudal Hwasong-17.

  • Respon Dunia Pada Korea Utara

Komunitas internasional telah memberikan berbagai respon terhadap kepemilikan dan pengembangan senjata nuklir oleh Korea Utara, sebagai contoh pada 14 Oktober 2006 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memberikan sanksi militer dan ekonomi terbatas terhadap Korea Utara dan kemudian memberlakukan sanksi ekonomi lebih lanjut pada tahun 2009 dengan memberi wewenang kepada negara-negara anggota PBB untuk memeriksa kargo negara Korea Utara dan menghancurkan bahan apapun yang berhubungan dengan program nuklir.

Negara-negara disekitar Korea Utara juga memberikan respon, Setelah Korea Utara melakukan uji coba ledak nuklir ketiganya, pemerintah Jepang mengadakan pertemuan darurat PBB dan Korea Selatan menaikkan status siaga militernya. Menanggapi lebih lanjut pemerintah Jepang kemudian melakukan proliferasi tentang pedoman Kejasama Keamanan antara Jepang-Amerika Serikat seperti yang telah tercantum dalam NDPO 1995.

  • Konflik Disemenanjung Korea Menjadi Ancaman Bagi Perdamian Dunia

Ancaman terbesar dari konflik disemenanjung Korea bukanlah berasal dari ketidakadilan rezim Korea Utara, kemungkinan runtuhnya rezim, ataupun invasi dan perang total. Sebaliknya, ancaman terbesar adalah ketika Korea Utara merasa terdesak dan memilih untuk menggunakan kekuatan nuklirnya, meskipun kemenangan untuk menangnya sangat kecil. Tindakan agresif seperti “Lashing out” atau “Striking first” dianggap pilihan kebijakan paling layak yang dapat diambil oleh Korea Utara.

Negara-negara terkadang memilih untuk menyerang negara lain terlebih dahulu, meskipun peluang untuk menangnya kecil. Alasannya adalah karena mereka yakin akan segera diserang, membuat mereka melakukan serangan sebagai bentuk pertahanan diri, dan bisa juga karena negaera tersebut takut akan menjadi lebih lemah dibandingkan negara lain di masa depan, membuat mereka melakukan serangan untuk menghindari kemungkinan diserang di masa depan. Sebagai contoh serangan Pearl Harbour oleh Jepang, Meskipun tidak menguntungkan secara jangka panjang, namun Jepang merasa harus bertindak untuk mencega Amerika Serikat menjadi lebih kuat di kawasan Pasifik.

  • Jalan Keluar

Program nuklir Korea Utara adalah masalah yang cukup kompleks dan sulit diselesaikan. Meskipun Komunitas Internasional telah melakukan berbagai cara untuk menghentikannya, Korea Utara tetap terus mengembangkan kemampuan nuklirnya. Beberapa jalan keluar yang bisa diambil adalah Diplomasi secara intensif, Tekanan dari Internasional, Perubahan Kekuasaan, dan Pendekatan Komprhensif. Tidak ada solusi yang mudah dan cepat, namun dengan kesabaran, diplomasi, dan kerja sama internasional yang kuat, ada harapan untuk mencapai penyelesaian yang damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun