Banyak kontroversi mengenai berat badan ideal seorang perempuan. Dengan zaman yang kian maju, teknologi yang berkembang pesat, kadang-kadang sebuah ideologi dan prinsip pun dapat berubah. Perempuan pada dewasa ini, khususnya para remaja, sering mempunya persepsi yang salah mengenai berat badan yang ideal. Tampil cantik dan segar setiap saat adalah dambaan hampir seluruh perempuan di dunia, namun tidak sedikit yang bahkan mengorbankan kesehatannya demi menjaga penampilan. Biasanya, mereka melakukan diet untuk menjaga penampilan mereka tetapi banyak perempuan yang salah kaprah mengenai konsep diet ini. Diet sendiri adalah jumlah asupan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Diet seharusnya dilakukan dengan tahapan yang benar dan diimbangi dengan olahraga. Tidak ada diet yang instan, semuanya butuh proses yang cukup memakan waktu. Diet seharusnya pun dilakukan demi menjaga kesehatan, bukan untuk mengurangi berat badan.
Di Indonesia, para remaja sering salah kaprah dengan konsep diet. Globalisasi menyebabkan banyak remaja yang sering menonton film-film asing, surfing internet ke berbagai situs dengan bebas, bahkan mempunyai pola pikir yang kebarat-baratan. Di dunia barat, diet bukanlah hal asing, terutama untuk selebriti-selebriti ternama yang sekarang ini beritanya dapat diakses dimana-mana oleh para remaja. Para remaja yang masih labil, mengambil konsep bahwa tubuh yang kurus adalah tubuh yang ideal dan mencoba meniru idola mereka. Konsep itu berkembang dalam pikiran mereka dan melahirkan sebuah stigma bahwa bertubuh gendut itu tidak bagus untuk dilihat. Usia remaja biasanya usia dimana penampilan adalah yang terpenting dan mereka masih berharap agar masyarakat melihat yang terbaik dari penampilan mereka. Berpenampilan bagus bukanlah hal yang salah, namun bagaimana cara mendapatkannya adalah hal yang terpenting.
Para remaja perlu menyadari bahwa selain penampilan luar, kecantikan dari dalam juga harus setara dengan bagusnya penampilan luar. Melakukan diet demi penampilan yang bagus tidak sepenuhnya salah, namun perlu diawasi agar tidak berkembang menjadi eating disorder.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H