Mohon tunggu...
Fatih Alfali
Fatih Alfali Mohon Tunggu... -

college student, fat, curly and 18 :-)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maju atau Mundur

10 Januari 2011   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan zaman terus berjalan seiring waktu. Berbagai macam kejadian telah ikut meramaikannya. Setiap detik, menit, dan jam mencatat semua pergerakannya. Manusia terus melangkahkan kaki memacu diri melawan waktu, yang kejam dan tak pernah kembali untuk memberikan pengampunan. Hari terus mencuri umur kita yang senantiasa berkurang bukan bertambah. Satu botol bir dan satu bungkus rokok cukup untuk melupakan sejenak apa itu waktu yang merenggut kita. Hanya terdapat dua pilihan, diam atau bergerak. Diam, berarti kematian semakin dekat, dan bergerak berarti kehidupan semakin menjauh. Simpel namun membingungkan bukan? Katakan saja ya, itulah reliku kehidupan yang menyimpan misteri. Kemarin, sekarang, dan nanti, merupakan 3 penggambaran. Sebuah pilihan untuk anda, pilihan yang tak akan bisa untuk disesalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun