1. Penggunaan Tanda Pisah ( -- )
Digunakan untuk membatasi penyisipan kalimat atau batasan pada kalimat yang bertujuan untuk memberi penjelasan di luar inti kalimat.
Contoh: kesuksesan itu -- kami sepakat -- menjadi lebih mudah ketika berusaha dengan tekun
Digunakan untuk memberikan penegasan terhadap keterangan yang aposisi
Contoh: Ki Hajar Dewantara -- Bapak Pendidikan Indonesia -- diabadikan namanya pada sebuah sekolah di Yogyakarta.
-
Digunakan untuk menjadi penengah antara dua bilangan, dua tanggal, dua tempat yang bermakna 'sampai dengan' atau 'sampai ke' dan sebagai penengah antara bilangan yang menunjukkan skor.
Contoh:
Idul Fitri kemarin Andi menempuh jarak Jakarta -- Solo
B. J Habibie menjabat sebagai presiden selama 1998 -- 2003
Kemenangan Timnas disusul dengan poin 3 -- 2
 2. Penggunaan Tanda Hubung ( - )
Digunakan untuk penggunaan kata yang terpenggal dalam baris paragraf.
Contoh: Indonesia memiliki banyak sastrawan negara, salah satunya adalah Sutan pane, yang men-
jadi perintis perkembangan sastra.
Digunakan untuk menyambungkan kata ulang yang memiliki unsur.
Contoh: kekanak-kanakkan, cita-cita
Digunakan untuk menyambung tanggal, bulan tahun yang disatukan dengan angka dan juga untuk sambungan kata yang ditulis dalam bentuk ejaan.
Contoh: 17-18-1945, P-U-E-B-I
Digunakan sebagai pelengkap rangkaian kata dengan ketentuan:
*Se... (ungkapan yang menunjukkan keseluruhan)
Contoh: Se- Banten
*Ke... (ungkapan angka)
Contoh: Juara peringkat ke-3
*Angka dengan imbuhan (an)
Contoh: kakek lahir sekitar tahun 1890-an
*Kata/imbuhan pada angka dengan singkatan berupa kapital
Contoh: perayaan Halloween tinggal H-1 lagi
*Sebagai kata ganti tuhan
Contoh: Keesaan-Nya, makhluk-Nya
*Penyambung huruf dan angka, dengan ketentuan angka tidak melambangkan jumlah.
contoh: Ani ingin menempuh pendidikan S-2
*Sebagai pelengkap rangkaian pada kata ganti mu, ku, dan nya, dengan ketentuan singkatan huruf kapital.
Contoh: Aku menemukan KTP-mu di meja hari kemarin.
Dipakai dalam perpaduan unsur pada bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
contohnya, perpaduan dengan Bahasa Jawa: susah di-kandani (susah diberitahu)
Digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek pembahasan.
Contoh: imbuhan pe-pada, petani berarti orang yang melakukan kegiatan/pelaku kegiatan.