Mohon tunggu...
Fatih Abdul Aziz
Fatih Abdul Aziz Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aku berlindung dibalik rinai yang mulai jatuh menimpa senja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Gadis Berhidung Mungil

30 Juli 2016   00:19 Diperbarui: 30 Juli 2016   00:28 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau sudah lama kusimpan
Diantara bunga layu
Tertidur pulas di teras persembunyianku
Kau adalah puisi yang tak akan
Kubaca sampai bait terakhir
Aku takut akan muncul kekasihmu disana
Kau gadis lugu
Yang ku kenal di depan masjid sekolah
Kau gadis berjilbab putih
Entah bunga apa yang kau bawa
Hingga harum itu masih abadi

Untuk gadis berhidung mungil
Kau tak akan mungkin pulang
Aku juga tak bisa menjaga
Rumah ini terlalu lama
Kau lihat?
Dindingnya lusuh oleh cinta sia-sia
Atapnya yang tak kuat menahan beban rindu
Perkarangan yang berserakan oleh puisi setengah jadi

Kini kau sudah punya rumah baru
Nampak asri oleh rimbun dedaunan
Sedang aku,
Masih berkelit membangun pondasi
Bertahun-tahun tak kunjung jadi
Semoga kita menjadi tetangga yang baik
Perihal rumah lama kita
Aku sampaikan padanya agar berbaik diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun