Mohon tunggu...
Fatih Abdul Aziz
Fatih Abdul Aziz Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aku berlindung dibalik rinai yang mulai jatuh menimpa senja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Pagi

25 Juni 2016   06:01 Diperbarui: 25 Juni 2016   07:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumbe : www.tersenyumlah.com"][/caption]

Tentang pagi yang ranum,
Tiba terlalu tergesa-gesa.
Memaksa embun mematung dikelopak mata.
Sedikit merembesi wajah pagi.
Sedu sedan menanti si embun menguap.
Pagi memerintah awan.
Membuat lengan-lengan lembut.
Memeluk kaum pecandu rindu.
Tak usah sedih, rindu sudah biasa sendiri.
Pagi menjelma dewa cinta.
Ia juga memerintah awan.
Membuat atap-atap sejuk.
Barangkali si perindu kepanasan.
Kerana kekasihnya melabuhkan rindu seseorang lain.
Pagi memang baik,
Tapi ia hanya bertahan hinggal pukul 9.
Selebihnya, perindu berlindung di balik sajak.
Kerana disana akan tercipta kerinduan paling romantis.

Juni 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun