Ketika gundahmu semakin menghimpit
Dan kesedihan yang semakin kelam
Ditinggal orang-orang tercinta
Seakan hilang semangat jiwa
Arah perjuangan seperti berhenti disini
Tak tahu bagaimana memulai kembali
Karena teman perjuangan telah pun pergi
Inikah kesedihan manusia kekasih Tuhan
Melewati malam-malam yang berat
Tanpa bicara tanpa suara, hanya hati yang meronta
Bilakah datangnya kabar dari langit
…dan salam pembuka dari Sang Utusan
Menitip undangan resmi dari Tuhannya
Agar siap sedia melewati batas bumi
Agar bersiap pergi melewati ketujuh langit
Sebuah perjalanan Panjang dengan sedikit waktu
Sebuah jarak membentang dengan kecepatan cahaya
Dan batu hitam yang menggenggam kaki mulia
Seakan hendak turut serta
Membersamai perjalanan mulia
Shidrotul muntaha
Menaiki setangga demi setangga
Di Langit tujuh membentang
Bertemu saudara para pendahulu
Seraya salam takzim terucap
Akhirnya bertemu Juga
Sang pemilik Jiwa
Sang Penguasa Jagat Raya
Berbicara berdua
Tanpa Utusan bersayap turut serta
Berbicara tentang bilangan
Sujud-sujud dan ruku
Antara matahari dan bulan
Sebagai buah tangan dari Ilahi
Siap dibawa keBumi
Yaitu, rahasia bagi yang ingin bahagia
Jurus bagi yang ingin selamat
Mantra sakti dalam Lima waktu
Bagi orang-orang yang meyakini
Adanya pertemuan dengan penggenggam hati
Kunci kemenangan dan senjata penolong
Itulah Hadiah dari Perjalanan Langit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H