Mohon tunggu...
Fatiha AisyaFuady
Fatiha AisyaFuady Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar MAN 12, Jakarta

Saya adalah penulis masa depan. Karena dengan menulis, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Music

Jadikan Musik Karya Anak Bangsa sebagai Playlist-mu, bukan Praylist-mu

22 Oktober 2023   23:46 Diperbarui: 22 Oktober 2023   23:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Oleh :

Fatiha Aisya Fuady 

(Kelas X, MAN 12 Jakarta)

Indonesia menempati posisi ke-14 sebagai negara dengan wilayah paling besar, dan negara terbesar ke-6 yang memiliki jumlah pulau paling banyak di dunia.1 Sejak masa lampau Indonesia terkenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga diperebutkan oleh negara-negara lain, mulai dari Portugis, Inggris, Belanda, dan yang terakhir, Jepang.

Selain kekayaan alamnya yang sangat melimpah, kekayaan budaya tak benda Indonesia juga sangat luar biasa. Lembaga PBB yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, UNESCO mengakui 12 warisan budaya dunia tak benda asli Indonesia, mulai dari Seni Pencak Silat, Keris, Wayang, Gamelan, Batik, Angklung, hingga Tari Saman.2

Meski begitu status tersebut bisa saja dihapus kembali, bila keberadaannya tidak kita jaga dan lestarikan untuk generasi berikutnya. Kota pelabuhan Liverpool di Inggris adalah satu contoh yang statusnya sebagai kota pelabuhan maritim warisan dunia dihapus dari situs warisan dunia UNESCO. Itu terjadi lantaran saat ini banyak situs-situs bersejarah yang telah dihancurkan, kemudian digantikan dengan gedung-gedung dan bangunan baru. Sehingga identitas kota Liverpool sebagai pelabuhan maritim warisan dunia nyaris tidak berbekas lagi.

Lalu bagaimana dengan nasib status berbagai warisan dunia tak benda Indonesia? Apakah akan bernasib sama dengan Liverpool? Bagaimana cara kita menjaganya agar tetap lestari dan berkelanjutan bagi generasi-generasi selanjutnya?

Musik Sebagai Identitas dan Budaya Bangsa

Sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional. Musik merupakan representasi dari nilai-nilai luhur kemanusiaan, sehingga memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.Ternyata setiap tahunnya, Indonesia merayakan Hari Musik Nasional yang ditetapkan pada tanggal 9 Maret. Mengapa ditetapkannya pada tanggal 9 Maret sebagai peringatan Hari Musik Nasional ? Hal tersebut sebagai peringatan hari lahirnya dari sosok pahlawan musik di Indonesia yakni Wage Rudolf (WR) Supratman, sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Ferdinand de Saussure, bapak linguistik modern mengatakan bahwa musik adalah bahasa universal. Tanda bunyi yang teratur dan dengan nada tertentu dapat memberi warna dan arti tertentu secara psikologis, meskipun didengarkan oleh orang berbeda latar belakang, bahasa dan budaya.3 Musik berirama monoton, pelan dan lirih secara universal dapat diartikan kesedihan, sementara musik bertempo cepat, stokastik dan tegas bisa diartikan secara universal sebagai semangat, dan sebagainya.

Bagi generasi saat ini, musik dan lagu umumnya didengarkan sambil mengiringi berbagai aktivitas mereka. Disaat sedang bosan kebanyakan orang akan mendengarkan musik dan lagu, mungkin saat mereka sedang sedih musik dan lagu akan lebih menghibur mereka. Selain sebagai fungsi hiburan, musik sejatinya juga digunakan untuk keperluan religi atau peribadatan, hingga sebagai media berekspresi.4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun