Mohon tunggu...
Fatia Salma
Fatia Salma Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Penyuka matcha dan sego sambel tumpang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Ziarah Sunan Ampel: Ketika Kesakralan Makam Wali Ternodai

23 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 23 Februari 2024   06:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ziarah makam, pada dasarnya adalah ngalap (mengambil) barakah wali dengan mendoakan dan berdoa berwasilah kepada para wali, serta sebagai pengingat bahwa suatu saat akan meninggal juga. Jangan disalahgunakan sebagai kepentingan konten semata. Boleh bangett mengambil foto atau video untuk konten, tapi jangan memudarkan esensi ziarah, ya! Artinya begini, berdoa dan ngonten, sebaiknya tidak lebih banyak mengonten. Begituu.

Mengambil Sisi Positif Tren Ziarah Wali

Huahh! Sudah-sudah, setelah kita pahami sisi negatifnya, tidak selamanya tuh, enggak ada sisi positifnya sama sekali. Dari sejumlah lemparan tanggapan negatif netizen menanggapi fenomena ini, terdapat tanggapan yang mengarah positif begini: "Siapa tahu, tren konten-konten kayak gini, bisa menggerakkan orang-orang untuk berziarah ke makam wali." Sudut pandang husnudzon ini setidaknya mencegah stigma buruk kegiatan ziarah wali. 

Setiap fenomena yang terjadi, meski dipandang kurang baik sekalipun, pasti memiliki sisi positif yang dapat dipetik. Tren-tren ziarah wali yang bermunculan, setidaknya mampu menggerakkan orang-orang untuk berziarah ke makam wali. Mungkin dengan munculnya konten-konten yang sedang tren tentang ziarah Sunan Ampel, orang-orang di luaran sana tergerak hatinya: "Wah, sudah lama, nih, nggak ziarah. Kalau senggang, mau ziarah, ah, ngajak si ini atau siapa gitu."

Sebagai manusia yang berakal, tindakan kurang pantas dari tren ziarah wali setidaknya mampu diperlakukan dengan bijak. Perkara pantas dan tidak pantas, akal sehat mampu menginterpretasikan perkara tersebut. Maka, berziarahlah ke makam wali dengan tujuan utama berdoa dan sebagai pengingat kematian, bukan demi mencari perhatian publik. Urusan berdoa nomor satu, konten nomor dua. Capernya ke Tuhan, jangan ke netizen. Hati-hati jangan sampai menuhankan netizen!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun