Mohon tunggu...
Fatia A Umma
Fatia A Umma Mohon Tunggu... -

hidup ini indah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penggolongan Gangguan kepribadian

18 November 2014   17:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:31 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Gangguan kepribadian atau yang biasa disebut dengan personality disorder merupakan suatu ciri – ciri kepribadian dimana seseorang tersebut akan memiliki kesulitan dalam menyesuakain diri / maladaptif dan mereka cenderung tidak fleksibel sehingga perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri, menimbulkan penderitaan, serta merusak aspek – aspek penting dalam area kehidupannya seperti sosial, pekerjaan, dan area penting lainnya

Berbicara tenang gangguan kepribadian, perlu mengetahui lebih dahulu tentang pembagian gangguan kepribadian yang dibagi menjadi 3 cluster,yaitu:

1.Cluster A ( Odd – Eccentric Personality Disorder )

2.Cluster B ( Dramatic – Emotional Personality Disorder )

3.Cluster C ( Anxious – Fearful Personality Disorder )

Menurut DSM-IV-TR menggolongkan gangguan kepribadian,yaitu:

1.KELOMPOK A (ODD/ECCENTRIC CLUSTER)

Gangguan kepribadian yang ditandai perilaku aneh dan eksentrik, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan schizotypal. Individu dalam kelompok ini sering memiliki kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, atau mereka menunjukkan sedikit atau tidak adanya minat dalam mengembangkan hubungan sosial.

Etiologi kelompok A

Berbagai studi tentang keluarga memberikan beberapa bukti bahwa gangguan kepribadian kelompok a berhubungan dengan skizofrenia. Pada gangguan skizotipal, pasien mengalami kelemahan kognitif dan kurangnya fungsi neuropsikologis yang sama dengan terjadinya skizofrenia. Selain itu, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal memiliki rongga otak yang lebih besar dan lebih sedikit bagian abu-abu di lobus temporalis.

2.KELOMPOK B (DRAMATIC/ERRATIC CLUSTER)

Kelompok gangguan ini mencakup terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, borderline, histrionic, dan narcissistic. Individu dalam kelompok ini menampilkan perilaku yang dramatik atau berlebih-lebihan, tidak dapat diramalkan, self centered, emosional dan eratik (tidak menentu atau aneh). Orang-orang dalam kelompok ini memiliki ksulitan dalam membntuk dan membina hubungan.

3.KELOMPOK C (ANXIOUS/FEARFUL CLUSTER)

Kelompok gangguan ini terdiri dari gangguan kepribadian avoidant, dependent, dan obsessive-compulsive. Meskipun ciri danri masing-masing gangguan ini berbeda, namun gangguan ini sama-sama memiliki komponen berupa rasa cemas dan ketakutan.

Etiologi kelompok C

Tidak banyak data yang menjelaskan penyebab dari gangguan kepribadian kelompok anxoius/fearful. Salah satu penyebab yang memungkinkan adalah hubungan antara orang tua dan anak. Sebagai contoh, gangguan kepribadian dependen disebabkan oleh pola asuh yang overprotektif dan authoritarian, sehingga menghambat berkembangnya self-efficacy.

Di samping itu, gangguan kepribadian dependen juga dapat disebabkan oleh masalah attachment. Pada masa kanak-kanak, anak mengembangkan attachment terhadap orang dewasa dan menggunakan orang dewasa tersebut sebagai dasar yang aman untuk mengeksplorasi dan mengejar tujuan lain. Perpisahan dari orang dewasa dapat menimbulkan kemarahan dan distress. Seiring dengan proses perkembangan, anak tersebut kemudian menjadi tidak terlalu dependen pada figur attachment. Pada attachment yang tidak normal, perilaku yang dapat dilihat pada individu yang mengalami gangguan kepribadian dependen merefleksikan kegagalan dalam proses perkembangan yang biasanya, yang muncul dari gangguan pada hubungan awal antara orang tua dan anak yang disebabkan oleh kematian, pengabaian, penolakan, atau pengasuhan yang overprotektif.

Individu yang mengalami gangguan ini menggunakan berbagai cara untuk menjaga hubungan dengan orang tua atau orang lain, misalnya dengan selalu menuruti mereka.Sedangkan gangguan kepribadian avoidant kemungkinan merefleksikan pengaruh lingkungan, di mana anak diajarkan untuk takut pada orang dan situasi yang pada umumnya dianggap tidak berbahaya. Misalnya ayah atau ibu memiliki ketakutan yang sama, yang kemudian diturunkan pada anak melalui modeling. Kenyataan bahwa gangguan ini terjadi di keluarga, dapat mengindikasikan adanya peran faktor genetik.
Freud berpendapat bahwa obsessive-compulsive personality traits disebabkan oleh fiksasi pada tahap awal dari perkembangan psikoseksual. Sedangkan teori psikodinamik kontemporer menjelaskan bahwa gangguan kepribadian obsesif-kompulsif disebabkan oleh ketakutan akan hilangnya kontrol yang diatasi dengan overkompensasi. Sebagai contoh, seorang pria workaholic yang kompulsif kemungkinan takut bahwa hidupnya akan hancur jika ia bersantai-santai dan bersenang-senang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun