Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak atau pecah (split), dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (splitting of personality).
Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang memiliki karakteristik khusus. Dalam Pedoman Penggolonga dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III), definis skizofrenia dijelaskan sebagai gangguan jiwa yang ditanda dengan distorsi khas dan fundamental dalam pikiran dan persepsi yang disertai dengan adanya afek yang tumpul ata tidak wajar .
Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang sangat populer dengan pandangan orang terhadap kegilaan atau sakit mental. Skizofrenia menyerang jati diri seseorang, memutuskan hubungan yang erat antara pemikiran dan perasaan serta mengisinya dengan persepsi yang terganggu, ide yang salah, dan konsepsi yang tidak logis. Skizofrenia menyentuh setiap aspek kehidupan dari orang yang mengalami gangguan. Episode akut dari skizofrenia ditandai dengan waham, halusinasi,pikiran yang tidak logis, pembicaraan yang koheren dan tidak dapat berfikir secara jernih dan mungkin kehilangan respons emosional yang sesuai terhadap orang-orang dan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya.
Skizofrenia biasanya berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal, tepat pada saat orang mulai keluar dari keluarga menuju dunia luar(cowan & kandel,2001). Penyebab spesifik skizofrenia tidak diketahui, namun kebanyakan penelitian menyakini bahwa hal-hal tersebut mencerminkan interaksi antara genetis dan faktor sosial yang terkait dengan stres, sebagaiman direpresentasikan oleh model diatesis stres.
Terdapat penelitian yang meng-iyakan dan setuju bahwasanya skizofrenia dapat diturunkan dari faktor genetis seseorang, keluarga tingkat pertama dari orang-orang yang mengalami skizofrenia (orang tua atau saudara kandung) memiliki sekitar sepuluh kali lipat resiko yang lebih besar untuk mengalami skizofrenia dibandingkan anggota populasi umum (APA,2000;Kendler & Diehl,1993)
Persentase Resiko Seumur Hidup untuk Mengembangkan Gangguan Skizofrenia
Meskipun faktor genesis jelas berpengaruh pada skizofrenia, para peneliti belum dapat menemukan gen-gen tertentu yang mungkin terlibat (USDHHS,1999a). Secara umum, smakin dekat hubungan dengan orang yangtelah mengalami skizofrenia, semakin besar resiko untuk berkembangnya skizofrenia pada orang terdekat secara gen.
Menurut Maramis (1994), faktor-faktor yang berisiko untuk terjadinya Skizofrenia adalah sebagai berikut :
a.Keturunan
b.Endokrin
c.Metabolisme
d.Susunan saraf pusat
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya skizofrenia dapat ditularkan melalui gen ataupun keturunan. Seorang dengan riwayat keluarga terdapat seorang penderita skizofrenia terdapat kemungkinan seorang tersebut juga dapat menderita skizofrenia.
