Mohon tunggu...
Fatia Aulia
Fatia Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jangan pernah takut tuk mencoba

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Kesehatan Masyarakat dan Kondisi Lingkungan dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD)

15 September 2024   21:30 Diperbarui: 15 September 2024   21:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

STRATEGI KESEHATAN MASYARAKAT DAN KONDISI LINGKUNGAN DALAM PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

FATIA AULIA MUTMAINAH/191241015

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dangue dengan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus (Mahardika et al., 2023). Penyakit ini sangat perlu diwaspadai, sebab dapat menyebabkan kematian bagi seseorang yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD). Setiap tahunnya, ribuan kasus DBD di Indonesia dengan jumlah angka kematian yang tinggi. Penyakit DBD rentang menyerang usia berapapun terutama anak-anak, disebabkan karena kondisi imun anak yang belum matang, serta paparan nyamuk yang tinggi. Jenis nyamuk seperti ini dapat menyerang di waktu Pagi dan Sore hari. Munculnya penyakit ini berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan sekitar. Penyakit ini menjadi masalah Kesehatan yang serius di dunia studi dari World Health Organization (WHO).

Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi munculnya penyakit DBD diantaranya kepadatan rumah, adanya tempat sarang nyamuk, serta lingkungan rumah yang kotor (Barek et al., 2020). Lingkungan yang kotor akan terjadinya sarang nyamuk yang mengakibatkan penyakit DBD. 

Dengan kejadian tersebut berawal dari adanya genangan air yang menyebabkan berkembangnya jentik-jentik. Keberadaan jentik nyamuk sangat memungkinkan terjadinya demam berdarah dengue. Jentik nyamuk yang dapat hidup di berbagai tempat seperti bak air, lubang pohon, lubang batu, tempurung kelapa, dan sebagai. DBD dapat terjadi pada siapapun, penyebaran meningkat terjadi pada musim hujan tiba. Gejala umumnya muncul sekitar 4-7 hari setelah terjadi gigitan oleh nyamuk (Prasetyo et al., 2023).

Dalam melakukan pencegahan penyebaran wabah DBD, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menggerakkan beberapa upaya, yakni salah satunya upaya program 3M. Menguras, yang mengartikan suatu kegiatan membersihkan wadah penampung air, seperti kendi, bak mandi, dan wadah lainnya. Menutup, diartikan menutup wadah penampung air agar tidak menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk. Serta yang terakhir yaitu memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang menjadi tempat terjadinya sarang nyamuk. (Mahardika et al., 2023). Apabila keberadaan jentik nyamuk yang dibiarkan akan muncul penyakit demam berdarah dengue yang terus semakin meningkat.

Gejala utama dari DBD adalah meningkatnya suhu tubuh secara tiba-tiba. Jika terjadi pada anak-anak suhu tubuh akan turun selama beberapa hari dan seketika meningkat suhu tubuhnya. Demam ini dapat berlangsung selama 3 hari. Selain itu gejala- gejala yang dapat dialami seperti lemas, sakit kepala, nyeri pada bagian belakang mata, nyeri otot, sendi, menghilangnya nafsu makan, mual, mutah, dan yang terakhir ruam kemerahan.

Penanganan demam berdarah dengue tahap awal dapat dilakukan di rumah selama tidak memiliki ciri tanda bahaya. Penanganan ini mengatasi gejala, menjaga energi pasien, serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh penderita. Langkah awal penanganan yaitu, memperbanyak minum air putih, jus buah, cairan isotonik, susu, dan oralit. Serta dapat mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, untuk menjaga suhu tubuh dengan menggunakan kompres hangat, serta memperbanyak istirahat yang cukup.

KATA KUNCI : Demam Berdarah Dengue (DBD), Lingkungan, Nyamuk

DAFTAR PUSTAKA

 

Barek, L. M. A., Pitang, Y., & Herminsih, A. (2020). Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dusun Kampung Baru Desa Magepanda Wilayah Kerja Puskesmas Magepanda Kabupaten Sikka. Jamhesic, 85--92.

Mahardika, I. G. W. K., Rismawan, M., & Adiana, I. N. (2023). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Dbd Pada Anak Usia Sekolah Di Desa Tegallinggah. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 7(1), 51--57. https://doi.org/10.37294/jrkn.v7i1.473

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun