Apakah pasar tradisional akan menjadi tempat di masyarakat?Â
Apakah pedagang di pasar tradisional dapat bertahan di era modern saat ini?Â
 Berbicara tentang pasar tradisional yang selalu dikatakan kuno, ndeso, atau bahkan kumuh. Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Keberadaan pasar tradisional semakin tersaingi dengan pertumbuhan pasar modern seperti minimarket atau supermarket yang semakin meningkat.Â
Selain itu, permasalahan yang ada di pasar tradisional yaitu rendahnya tingkat kebersihan dan penataannya. Masalah penataan menjadi alah satu masalah pokok kurangnya daya tarik di luar barang yang diperdagangkan. Padahal pasar tradisional memiliki banyak keunggulan meskipun sering kali masyarakat memandang sebelah mata pasar tradisional dengan bau yang tidak sedap menusuk hidung ataupun sampah yang menggunung. Adanya pilar kebudayaan yang terdapat di pasar tradisional yang patut kita junjung tinggi.
Budaya yang timbul di pasar tradisional antara lain adanya interaksi antara penjual dan pembeli. Adanya rasa kebersamaan, tenggang rasa, saling asah, asih, dan asuh yang saling terikat erat  masih dipegang teguh di pasar tradisional. Seperti peribahasa jawa yang berbunyi "tuna satak bathi satak" yang artinya "tidak mengapa merugi sedikit asalkan mendapat saudara".Â
Namun budaya Indonesia mulai tersisihkan dengan budaya barat. Keunggulan-keunggulan yang ada di pasar tradisional perlu kita jaga dan lestarikan. Adanya sistem tawar menawar, asimilasi budaya, hubungan silaturrahim, dan rasa percaya antara penjual dan pembeli yang timbul akibat adanya interaksi di dalamnya.
Pasar tradisional dapat terus bisa hidup karena banyak interaksi yang terjadi di pasar tradisional. Pasar tradisional bukan hanya menjadi tempat transaksi jual beli melainkan menjadi pilar kebudayaan dan kearifan lokal yang berakar pada optimisme rezeki. Sebetulnya adanya pasar tradisional sangat berperan dalam ketahanan perekonomian bangsa.Â
Karena disini tidak hanya melibatkan satu orang penjual melainkan banyak penjual yang menjajakan dagangannya. Perputaran uang yang terjadi di pasar tradisional dapat dinikmati oleh banyak pedagang yang berada di dalamnya.
Aksi menghidupkan kembali pasar tradisional dapat dilakukan dengan membranding pasar tradisional. Adanya gerakan cinta budaya kita sendiri yang berarti memelihara budaya yang kita miliki dengan menanamkan budaya sejak dini.Â
Penanaman budaya dari pasar tradisional dapat dilakukan melalui gerakan gerakan yang kecil terlebih dahulu untuk bisa mendapat pengaruh besar nantinya. Mulai berbelanja jajanan tradisional dengan menempatkan jajanan tradisional menjadi jajanan yang dapat dikonsumsi di berbagai tempat dan acara.Â
Dari hal kecil permintaan akan naik, eksistensi juga naik, omset atau pendapatan juga turut naik. Dengan adanya gerakan #kepasar dengan membranding jajan pasar tradisional maka permintaan untuk jajan pasar akan naik dan diikuti dengan naiknya pendapatan penjual.