Mohon tunggu...
Fathuzahroh
Fathuzahroh Mohon Tunggu... Buruh - EXIM Staff

Solo traveler, bibliophile, tertarik dalam isu lingkungan dan keadilan gender, serta berminat dalam kajian dimensi sosial teknologi, pembaca sastra.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bukan Sekadar Hobi, Jadikan Membaca sebagai Kebutuhan

28 Februari 2019   01:00 Diperbarui: 28 Februari 2019   10:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran teknologi yang memberikan kemudahan di berbagai aspek kehidupan manusia memberikan banyak dampak positif dan negatif baru sebagai konsekuensinya. Seperti jenis penyakit baru yang setelah diidentifikasi merupakan akibat dari teknologi, salah satunya adalah kesehatan mental. 

Sangat penting menjaga kesehatan mental kita dalam kondisi baik untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan kita, namun ketika kita telah hidup dalam kemudahan, ada suatu pola kebiasaan baru yang menjadi bagian dari diri kita, yaitu keinginan bahkan sudah menjadi obsesi kita untuk memperoleh "kemudahan" dengan memanfaatkan teknologi yang ada, kita menjadi sangat ketergantungan, malas berusaha, pesimis dengan pekerjaan sendiri, dan berorientasi pada nilai prestise bukan nilai guna.

Beragam rupa jenis media sosial dapat kita akses dalam gawai yang selalu melekat pada diri kita, namun sadarkah bahwa kecenderungan terobsesi pada citra diri kita justru membuat kita mudah depresi?, salah satu cara untuk mengatasi nya adalah dengan membaca. 

Beragam jenis buku bacaan memiliki tujuan yang sama oleh penulis untuk pembaca, yaitu membagikan kegelisahan nya pada orang banyak, beragam permasalahan sosial, politik, kesehatan, ekonomi, pendidikan dll menjadi terlalu rumit dan membosankan jika hanya menjadi wacana oleh mereka yang mendadak meng-klaim diri mereka sebagai ahli. 

Membaca adalah suatu upaya yang bisa kita lakukan untuk mencintai diri kita dengan meminjam pengalaman orang lain, dengan keterbatasan ruang, gerak dan waktu, membaca menjadi alternatif sebagai obat bagi kesehatan mental kita.

Post Truth adalah suatu kondisi dimana terdapat negasi baru atas kebenaran yang kita yakini atau kebenaran diantara klaim kebenaran, hal ini yang membuat kita menjadi bingung dan memilih untuk bersikap apatis pada apa yang terjadi di luar diri kita. 

Sebagai contoh kecilnya adalah kasus yang banyak kita jumpai di grup WhatsApp, ketika salah seorang kawan membagikan sebuah ceramah keagamaan yang mengharamkan A sedangkan kemudian seorang kawan lainnya membagikan orasi politik dengan isu yang sama, mereka saling mengklaim kebenaran, dan ini sangat membahayakan bagi kesehatan mental masyarakat kedepannya jika kita tidak bijak dalam memberikan informasi.

  • Membaca adalah melawan

Ungkapan diatas adalah salah satu propaganda agar kita melawan, melawan kebodohan dan pembodohan, melawan segala bentuk penindasan, dengan membaca. Membaca menurut saya adalah bentuk dari "Cinta Diri" (Self Love) kenapa demikian?, Hal itu karena kita memberikan kesempatan pada diri kita untuk menyerap lebih banyak cinta, dengan berbagai sudut pandang, agar kita tidak mudah menyakiti sesama. Membaca adalah cara kita menghormati diri kita sebagai manusia merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun