Perkenalkan nama lengkap saya Fathur Rohman Devin Al Djupri, tempat dan tanggal lahir di Sidoarjo, 5 Desember 2003. Saya merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara. Saya mempunyai satu kakak. Saya tinggal di Jl. Jawa bertempatkan di Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo
Pengalaman Menarik selama Kegiatan Asistensi Mengajar
Saat ini saya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh semester 5 di Universitas Negeri Malang. Saya mengambil Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan karena ketertarikan saya terhadap Pancasila. Di semester 5 ini, saya sedang menempuh Program Kegiatan Asistensi Mengajar di sekolah SMK Negeri 2 Malang yang berada di Jl. Veteran No. 17, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Program kegiatan ini terhitung sejak tanggal 26 Agustus 2024 sampai 3 Desember 2024. Program kegiatan ini merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh. Karena program mata kuliah ini merupakan konversi dari mata kuliah di kampus. Sebelum saya mengikuti program Asistensi Mengajar ini, saya tidak terlalu paham mengenai prosedur kegiatan ini, akan tetapi ada salah satu teman saya yang selalu membantu saya dalam mengikuti proses kegiatan Asistensi Mengajar. Setelah itu, saya dan teman saya akhirnya berada di satu sekolahan yang sama berkat bantuan dan arahan dari teman saya. Di saat hari pertama kegiatan ini, saya dan semua teman saya yang berasal dari Universitas Negeri Malang yang mana terdiri dari 8 mahasiswa dari Tata Boga dan 5 Mahasiswa dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ini didampingi oleh dosen pendamping. Bapak dosen ini bernama Bapak Margono. Beliau merupakan salah satu dosen favorit saya selama di perkuliahan, beliau merupakan dosen mata kuliah universitas. Beliau sudah cukup berumur. Kami selalu memperlakukan beliau dengan sebaik mungkin.
Hari pertama kegiatan Asistensi Mengajar (AM) kami diantar oleh bapak Margono, yang mana kegiatan ini diselenggarakan di ruang TU di SMK Negeri 2 Malang. Setelah itu, Ketika sudah peresmian pengantaran Mahasiswa UM untuk memulai program AM ini, kami mendapatkan guru pamong masing masih, dalam prodi S1 PPKn yang terdapat 5 anggota AM mendapatkan 2 guru pamong, guru pamong yang akan bertanggung jawab selama proses kegiatan AM ini bernama bu Endah Mila, beliau kerap dipanggil Bu Endah saat di sekolah. Beliau merupakan guru Pendidikan Pancasila di sekolah tersebut. Saat itu, setelah peresmian pengantaran kami diajak keliling terlebih dahulu di sekolahan agar kami dapat mengenal dan mengetahui dengan baik denah dan guru -- guru yang ada disekolah. Setelah itu, kami diberikan amanah dan tugas untuk mendampingi peserta didik dalam proses pembelajaran. Di hari yang sama itu juga, kami dibagi tugas untuk mendampingi beberapa kelas dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila. Selama kegiatan AM di minggu pertama saya kebagian mengajar kelas 12 dikarenakan minggu terakhir bagi mereka untuk pelajaran dikelas. Setelah itu, mereka akan magang masing masing. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, saya cukup terkejut karena prosedur menjadi fasilitator Pendidikan Pancasila itu susah. Akan tetapi, saya merasa senang dan Bahagia karena mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman selama AM. Dalam sehari, saya bertemu banyak siswa dan guru. Beragam karakter yang dimiliki siswa dan guru, tentu merupakan suatu pengalaman berharga bagi saya untuk belajar memahami dan mempelajari tiap karakter siswa. Karena banyak sekali siswa di SMK Negeri 2 Malang yang mudah dan seru ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemudian, kegiatan Asistensi Mengajar ini, mahasiswa tidak hanya berfokus pada akademik saja, akan tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan non -- akademik.
Â
Ada beberapa kegiatan non -- akademik ini yang sangat menarik. Mulai dari kegiatan kunjungan sosialisasi yang melibatkan kolaborasi antara pihak sekolah dengan AICE Indonesia. Selain itu, ada juga kegiatan non -- akademik seperti hari santri, hari pahlawan, dan sosialisasi yang melibatkan pihak pemerintah. Untuk kegiatan akademiknya sendiri, saya merasa senang karena selama pembelajaran, saya bisa terus melatih dan memahami karakter tiap siswa. Beragamnya karakter siswa ini merupakan suatu keunikan tersendiri bagi saya, akan tetapi tidak semua karakter siswa itu baik, ada juga beberapa siswa yang kurang baik dalam segi sikap, kelakuan, dan banyak lagi. Namun, saya juga cukup tertarik dengan beberapa siswa yang bermasalah ini. Karena, disitulah peran Pendidikan Pancasila dapat diterapkan. Jadi, selama AM ini, saya sering berinteraksi dan mengobrol dengan beberapa siswa yang bermasalah. Selama saya berinteraksi dengan mereka ada beberapa hal yang perlu saya pahami dan saya perhatikan. Ternyata, Sebagian siswa yang bermasalah cenderung memiliki permasalahan yang serius. Mulai dari latar belakang keluarga yang kurang baik, dari segi finansial yang kurang mampu, dan ada yang mengalami kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Sehingga dari situ, Sebagian dari mereka cukup nyaman ketika saya ajak berinteraksi. Permasalahan yang mereka alami cukup berdampak di karakter mereka saat disekolah.
Solusi yang saya terapkan adalah mengambil dari beberapa nilai moral dan karakter. Mulai dari mengajak mereka untuk saling peduli terhadap yang lainnya, kemudian seberat apapun masalah yang mereka alami, saya tidak pernah Lelah untuk selalu mengingatkan mereka untuk tetap beribadah. Kemudian ada satu kasus, yang mana melibatkan 2 siswa. Kedua siswa ini sedang membuat masalah dikelas. Kedua siswa tersebut ingin berkelahi, kemudian saya dating menghampiri dan saya bantu meditasi dengan kedua siswa tersebut. Jadi akar dari permasalahannya ini adalah siswa A dengan siswa B ini memiliki hubungan pertemanan yang kurang baik dikarenakan siswa A selalu menekan siswa B, dan puncaknya adalah siswa B yang sudah tidak tahan dengan perilaku siswa A akhirnya memulai perdebatan, disitu saya mengingatkan bahwasannya kita sedang di sekolah, yang mana sekolah tempat untuk mencari ilmu, selain itu, jangan membuat kegaduhan disekolah karena kedepannya sesuatu yang buruk pasti akan terjadi. Dan saya mengajak mereka berdua mengobrol santai mengenai pelajaran dan permasalahan apa yang mereka hadapi. Dari situ, saya merasa peran saya sebagai guru/fasilitator Pendidikan Pancasila di SMK Negeri 2 Malang itu dibutuhkan.
Dengan begitu, dapat saya tarik pelajaran bahwa jangan berhenti untuk menjadi orang baik. Karena orang baik pasti akan bermanfaat bagi sesama atau sekitar. Pendidikan Pancasila mengajarkan kita untuk menumbuhkan nilai karakter dan moral yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga, kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengamalkan nilai -- nilai yang terkandung dalam Pancasila.
 Tantangan yang Tidak Boleh di Lewatkan Siapapun selama Mengajar
      Selama kegiatan AM, saya pernah mengalami kejadian yang cukup mengejutkan, yang mana ada salah satu siswa yang memiliki keterbatasan fisik, siswa tersebut memiliki karakter yang baik dan sabar. Meskipun dia memiliki keterbatasan, akan tetapi hal tersebut tidak membuat dirinya untuk berhenti melangkah. Sebut saja dia Budi. Budi merupakan anak yang Istimewa. Dirinya selalu menjaga sikap dan perilaku ketika ada guru mengajar atau lewat. Budi selalu menyapa guru tersebut. Akan tetapi, cukup mengecewakan ketika mengetahui Budi ternyata merupakan korban perundungan dikelasnya. Sehingga, Budi sering sekali diperlakukan ataupun dikatakan kurang mengenakan. Dari situ, saya mencoba untuk mengingatkan agar jangan menghiraukan perkataan mereka, dan apabila diperlakukan kurang baik, jangan segan -- segan untuk melaporkan kepada guru. Di sisi lain, saya juga mengingatkan kepada beberapa siswa agar menjaga sikap dan tunjukkan toleransi kepada yang lainnya. Kemudian, bertahap dalam beberapa minggu, kondisi sudah menjadi kondusif dan kejadian yang sebelumnya tidak menyenangkan itu tidak terjadi lagi. Oleh karena itu, saya merasa bahwasannya menjadi orang yang baik itu merupakan suatu hal yang positif bagi lingkungan sekitar. Jangan Lelah untuk mengingatkan sesama dan selalu menjaga sikap dan perilaku dimanapun dan kapan pun itu.