Mohon tunggu...
Fathur RahmanAufa
Fathur RahmanAufa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya calon guru bimbingan konseling yang percaya bahwa setiap individu adalah karya seni yang terus berkembang. Dengan semangat dan dedikasi, saya berkomitmen untuk menjadi mitra belajar yang inspiratif bagi setiap siswa, membantu mereka menemukan jati diri dan meraih impian mereka!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Layanan Bimbingan Klasikal: Media Puzzle sebagai Sarana Pengembangan Diri dari Rasa Insecure

27 September 2024   23:48 Diperbarui: 28 September 2024   02:24 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kepercayaan  diri merupakan  suatu  sikap  atau  keyakinan  atas  kemampuan  diri  sendiri sehingga dalam tindakan tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang  sesuai  keinginan  dan  tanggung  jawab  atas  perbuatannya,  sopan  dalam  berinteraksi  dengan orang lain,  memiliki  dorongan  prestasi  serta  dapat  mengenal  kelebihan  dan  kekurangan  diri sendiri. Beberapa siswa juga merasakan perilaku insecure. Insecure sendiri dapat diartikan sebagai rasa tidak aman atau rasa takut akan terjadinya sesuatu yang dimana  hal  ini  dipicu  dengan  rasa  ketidakpuasan  bahkan  tidak  yakin  akan  sebuah  kapasitas yang terdapat pada diri sendiri.

Layanan yang telah diberikan pada bimbingan klasikal di kelas X Akuntasi menggunakan metode problem based learning berbantuan media puzzle. Layanan ini difokuskan untuk menambah pemahanan siswa tentang percaya diri. Siswa juga disajikan materi tentang percaya diri  seperti pengertian, ciri-ciri tidak percaya diri (insecure), faktor-faktor yang mempengaruhi, maupun cara meningkatkan percaya diri.

Media puzzle tersebut berisi tentang kasus-kasus yang relevan terkait dengan kepercayaan diri. Dalam pelaksanaannya siswa diminta untuk berkelompok, kemudian diberikan media puzzle pada masing-masing kelompoknya. Setiap kelompok harus menyelesaikan menyusun puzzle agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan pada lembar kerja kelompok. Hal tersebut siswa didorong untuk memahami apa saja yang terkandung dalam puzzle tersebut.

Untuk menambah antusias peserta didik penyusunan puzzle diberikan waktu agar peserta didik berlomba-lomba untuk menyelesaikan puzzle yang telah diberikan. Setelah menyusun puzzle peserta dan mengerjakan pertanyaan yang ada pada lembar kerja kelompok. Masing-maisng kelompok menunjuk salah satu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Dengan dilakukan layanan tersebut siswa dilatih untuk lebih percaya diri terhadap kemampuan masing-masing, seperti yang sudah dilakukan pada layanan bimbingan klasikal mulai dari penyusunan puzzle hingga mampu untuk mempresentasikan hasil diskusi tiap kelompok. Tak lupa siswa diberikan penguatan terhadap sikap positif yang telah dibuat agar siswa dapat membangun kepercayaan diri sehingga dapat merubah sikap insecure menjadi lebih bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun