Mohon tunggu...
Fathurrahman Jamal
Fathurrahman Jamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

still learning

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lebih Jauh Mengenal Apa Itu Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam

22 Oktober 2023   13:23 Diperbarui: 22 Oktober 2023   13:27 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peserta didik adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Secara etimologi, kata peserta didik berasal dari bahasa Indonesia. Kata peserta berasal dari kata dasar "serta" yang berarti ikut serta atau bergabung, sedangkan kata didik berasal dari kata dasar "didik" yang berarti mendidik atau mengajar. Jadi, secara etimologi, peserta didik berarti orang yang ikut serta dalam proses pendidikan atau orang yang sedang dididik. 

Secara terminologi, peserta didik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut siswa atau murid yang sedang mengikuti proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Peserta didik dalam terminologi pendidikan Islam dipandang sebagai obyek yang dibentuk oleh pendidiknya dengan mengikuti nasihat, bimbingan, serta arahan yang diberikan oleh pendidik. 

Dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam, sebagai murabbi, mu'allim, atau muaddib, Allah pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk. Pemeliharaan Allah mencakup sekaligus kependidikan-Nya, baik dalam arti tarbiyah, ta'lim, maupun ta'dib. Karenanya, dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, peserta didik itu mencakup seluruh makhluk Allah, seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

Namun, dalam arti khusus peserta didik adalah seluruh al-insan, al-basyar, atau bani adam yang sedang berada dalam proses perkembangan menuju kepada kesempurnaan atau suatu kondisi yang dipandang sempurna (alinsan al-kamil). Terma al-Insan, albasyar, atau bani adam dalam definisi ini memberi makna bahwa kedirian peserta didik itu tersusun dari unsurunsur jasmani, ruhani, dan memiliki kesamaan universal seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, yakni sebagai makhluk yang diturunkan atau dikembangbiakan dari Adam kemudian, terma perkembangan dalam pengertian ini berkaitan dengan proses mengarahkan kedirian peserta didik, baik dari fisik (jism) maupun diri psikis (ruh) aql, nafs, qalbagar mampu menjalankan fungsi-fungsinya secara sempurna.

Widodo Supriyono juga dijelaskan bahwa secara garis besar manusia itu ada dua dimensi seperti halnya pendapat-pendapat lain di atas, yaitu dimensi al-jismdan al-ruh. Ia menyatakan bahwa secara alruhmanusia mempunyai potensi kerohanian yang tak terhingga banyaknya. Potensi-potensi tersebut nampak dalam bentuk memahami sesuatu (ulil albab), dapat berfikir atau merenung, memepergunakan akal, dapat beriman, bertaqwa, mengingat, atau mengambil pelajaran, mendengar firman Allah, dapat berilmu, berkesenian, dan sebagainya.

Maka kemudian peserta didik harus mampu mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, seperti kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan memiliki akhlak mulia. Peserta didik dalam Islam juga harus mampu memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik, serta mampu mengembangkan karakter yang baik, seperti mandiri, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, dan kreatif. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan ajaran agama dengan kurikulum pendidikan yang ada, serta mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif, seperti pembelajaran berbasis cerita daerah. Dengan demikian, peserta didik dalam perspektif pendidikan Islam dapat menjadi manusia yang lebih baik dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Sesuai dengan karakter dasarnya, ilmu itu datangnya dari Allah dan karenanya ia merupakan al-nur atau cahaya kebenaran yang akan menerangi kehidupan para pencarinya. Sebagai al-haq, Allah Maha Suci, dan kesuciannya hanya bisa dihampiri oleh yang suci pula. Karenanya, sifat utama dan pertama yang harus dimiliki peserta didik adalah mensucikan diri atau jiwanya (tazkiyah) sebelum menuntut ilmu pengetahuan. Karena maksiat hanya akan mengotori jasmani, akal, jiwa dan hati manusia, sehingga membuatnya sulit dan terhijab dari cahaya, kebenaran, atau hidayah Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh imam syafi'i "aku pernah mengadukan kepada waqi' tentang jeleknya hafalanku, lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan perbuatan maksiat. Beliau mengatakan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya allah tidaklah mungkin diberikan kepada ahli maksiat".

pernyataan Imam Syafi'i tersebut mengandung implikasi yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa untuk memperoleh ilmu, kita harus memiliki karakter yang baik dan taat pada ajaran agama. Kita harus berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dan menghindari perbuatan dosa dan melanggar ajaran agama. Lebih jauh, bahwa pernyataan Imam Syafii juga mengingatkan kita bahwa ilmu tidak hanya diperoleh melalui proses belajar formal di sekolah atau universitas. Ilmu juga dapat diperoleh melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kita harus terus belajar dan mengembangkan diri, baik melalui proses belajar formal maupun melalui pengalaman hidup.

Dalam penutup, pernyataan Imam Syafii bahwa ilmu tidak akan masuk kepada ahli maksiat mengingatkan kita bahwa untuk memperoleh ilmu, kita harus memiliki karakter yang baik dan taat pada ajaran agama. Kita harus berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dan menghindari perbuatan dosa dan melanggar ajaran agama. Oleh karena itu, mari kita terus belajar dan mengembangkan diri, baik melalui proses belajar formal maupun melalui pengalaman hidup, sehingga kita dapat menjadi manusia yang lebih baik dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun