Jadi kalau boleh jujur, Ahok ingin mengajak kita untuk menjauhi politisasi Al-quran. Ahok ingin mengatakan bahwa tidak masalah jika ada orang yang tidak memilihnya pada pemilu mendatang tetapi tidak mempolitisasi ayat-ayat Alquran. Ternyata Ahok sebenarnya sedang berkonflik dengan para rivalnya dan orang-orang yang tidak mendukungnya karena dia bukan seorang Muslim, sementara banyak pihak yang menentang Ahok seringkali menulis dan menggunakan ayat-ayat Alquran hanya untuk alasan politik. Padahal jika dibaca dengan seksama Surat al-Maidah ayat 51 sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kepemimpinan non- muslim. Melainkan merujuk pada hubungan sosial dan persahabatan antara Muslim dan non-Muslim dalam konteks perang, sebagaimana dijelaskan dalam dalil turunnya ayat tersebut.
Dalam kesimpulannya tentang menyikapi fenomena penistaan agama, perspektif Islam menawarkan pendekatan yang berfokus pada menjaga kerukunan, mendorong dialog, memperkuat pendidikan agama, dan melibatkan ulama dan tokoh agama. Dengan mewujudkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan masyarakat dapat mengatasi fenomena penistaan agama secara damai dan membangun masyarakat yang saling menghormati dan harmonis.
Daftar Pustaka
Al-Qur'an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI, 2008, CV. Penerbit Diponegoro, Bandung.
Zuhaili, Wahbah., 1418 H, Al-Tafsir al-Munir li al-Zuhaili Jilid 7, Dar al-Fikr al-Mu'ashir, Damaskus.
Ramadhany, Cahaya. 2016, Jakarta Baru Kita Mulai; Mewujudkan Ibu Kota Bermartabat dan Manusiawi, Galang Press, Yogyakarta.
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/10/15110301/Ahok.Saya.Sudah.Resmi.Keluar.dari.Gerindra diakses pada 8 Juli 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H