Fathurrahman Ahsan 202010505117 Manajemen S1, Universitas Pamulang
Kondisi yang berada di Indonesia mengenai kasus konfirmasi Covid-19 masih terus bertambah. Berdasarkan laporan Kemenkes RI, pada tanggal 30 Agustus 2020 tercatat 172.053 kasus konfirmasi dengan angka kematian 7343 (CFR 4,3%). DKI Jakarta memiliki kasus terkonfirmasi kumulatif terbanyak, yaitu 39.037 kasus. Daerah dengan kasus kumulatif tersedikit yaitu Nusa Tenggara Timur dengan 177 kasus. Saat ini Covid-19 menjadi perhatian utama dunia. Cepatnya penyebaran penyakit disertai penambahan kasus yang masih terus melonjak, termasuk di Indonesia, serta beragamnya manifestasi klinis Covid19 berpotensi pada kolapsnya sistem Kesehatan
Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu kunci harakah yang berbeda dengan pemuda lain di dunia. Keunggulan pemuda Indonesia dengan jumlah yang cukup besar, melebihi rata-rata jumlah pemuda yang ada di negara lain di dunia. Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan effort dan etos di tengah pandemi ini, dengan tetap sebagai kontributor utama dari bonus demografi Indonesia. Diharapkan pemulihan inklusif dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) selama periode aksi dalam melawan pandemi Covid-19 ini terus terjaga. Pemuda Indonesia diharapkan untuk terus berpacu dalam merespons pemulihan ekonomi dan kesejahteraan dalam melindungi hak-hak asasi manusia bagi keberlangsungan kemajuan semua anak muda Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang telah menyebar pada akhirnya membawa risiko yang sangat buruk bagi perekonomian  dunia  termasuk Indonesia khususnya dari sisi pariwisata, perdagangan serta investasi. Dampak dari Covid-19 tidak hanya mengganggu sektor ekspor dan impor Indonesia, tetapi juga menyerang sektor perdagangan yaitu dari penerimaan pajak yang juga mengalami penurunan.  Hal  ini  berdampak  sangat  serius  karena  dalam  penerimaan  pajak  sektor perdagangan  sangat  memiliki  kontribusi  besar  dalam  mendongkrak  penerimaan  negara tepatnya  yaitu berada pada  urutan kedua  terbesar. Akan  tetapi,  perekonomian  belum  didukung  oleh  partisipasi  masyarakat khususnya pada UMKM, perempuan, dan kelompok muda yang dipandang belum maksimal, sehingga dibutuhkan kebijakan dalam stimulus perekonomian melalui pemanfaatan teknologi.
Kalau dilihat secara umum bahwa keberadaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah di tengah masyarakat Indonesia cukup bertebaran, sehingga untuk mengawali kebangkitan ekonomi sektor UMKM ini cukup tinggal dalam tahap memajukan pemasaran nya, dan juga inovasi produk berkelanjutan. Maka dalam keaadaan ekonomi akibat covid-19 ini perlu turun langsung ke lapangan bagi akademisi, aktivis sosial, dan mahasiswa untuk memberikan edukasi ke pelaku UMKM agar mencoba dan memahami ruang pemasaran baru yang tidak menitikberatkan terhadap konsumen yang bertatap muka langsung. Akan tetapi melalui online shop, sesuai dengan aturan sosial yang berlaku dan kegiatan jual beli tetap berlangsung. Maka dari itu penting nya pemahaman kehidupan digitalisasi pemasaran bagi pelaku UMKM yang belum mengetahui nya. Sehingga terjadi nya daya beli masyarakat dan mampu menunjang kalkulasi kualitas ekonomi suatu negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H