Mohon tunggu...
Fathur Pramudya Putra
Fathur Pramudya Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang percaya bahwa kebermanfaatan bisa lahir dari pemikiran kita masing-masing. saat ini dia baru sadar bahwa salah satunya cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Magang vs Organisasi, Mana yang Menjadi Kebutuhan Mahasiswa Saat Ini?

20 Agustus 2023   00:52 Diperbarui: 20 Agustus 2023   01:00 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unycommunity.com/ | Yogi dwi Pradana 

Seringkali kita berpikir apa yang dibutuhkan oleh kita sebagai mahasiswa?. Sudah semestinya kita terus berpikir seperti itu karena pada dasarnya manusia adalah makhluk ekonomi atau homo economicus, yang dimana mereka selalu ingin memenuhi kebutuhannya secara rasional untuk mencapai kesejahteraan masing-masing. perkembangan mahasiswa saat ini ternyata berpengaruh kepada berbagai kebutuhan yang ingin diraih oleh mahasiswa. Sifat yang tertanam pada mahasiswa saat ini adalah "benefitrism", yaitu menginginkan sesuatu yang dapat memberikan benefit secara langsung kepada mereka. Tidak mengherankan lagi jika saat mahasiswa telah melihat suatu hal yang dirasa dapat meningkatkan jaminan serta mudah untuk didapatkan maka mereka langsung mengambil kesempatan tersebut. Saat ini mahasiswa melihat semua hal tersebut pada kurikulum MBKM, yang dimana menyajikan salah satu programnya yaitu magang dan mulailah tergerusnya minat mahasiswa terhadap organisasi.

Munculah polemik dalam lingkup pendidikan secara hangat yaitu mengenai eksistensi antara magang melalui MBKM dengan organisasi. polemik antar kedua bidang yang saling bertabrakan tersebut bermula dengan adanya kurikulum pembelajaran "Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka" atau biasa disebut dengan MBKM yang di inisiasikan oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. kurikulum MBKM ini dianggap menyajikan kemudahan mahasiswa dalam mengakses pengalaman bekerja secara nyata di berbagai Perusahaan bahkan lembaga pemerintah sekalipun. naiknya eksistensi magang melalui kurikulum MBKM selaras dengan menurunnya perhatian mahasiswa dalam berorganisasi, hal inilah yang melahirkan banyak pertanyaan bagi mahasiswa mengenai antara keikutserataan mahasiswa dalam organisasi mahasiswa atau dengan magang melalui kurikulum MBKM.

Pertanyaan-pertanyaan yang lahir dari polemik ini hanya menitikberatkan pada perbandingan antara kedua scope tersebut, yaitu magang berbasis MBKM dengan Organisasi, namun bagaimana jika kedua scope tersebut bisa menjadi sama-sama prioritas mahasiswa saat ini dalam memproduktifkan diri mereka selama di bangku perkuliahan. Apakah bisa dalam mengolaborasikan kedua hal tersebut? Jawabannya adalah bisa, bahwa kedua hal tersebut dapat menjadi kebutuhan buat seluruh mahasiswa. Mengapa hal tersebut dapat dikolaborasikan oleh kita para mahasiswa karena perlu diketahui bahwa kedua hal tersebut antara magang dan juga organisasi memiliki kedudukan yang sama yaitu sebagai wadah pembelajaran dan evaluasi bagi setiap mahasiswa.

Namun, yang membedakan antara kedua hal tersebut adalah terkait dengan jam kerja, jika dalam magang pasti harus mengikuti jam kerja yang berlaku di setiap instansi yang menjadi objek dilaksanakannya kegiatan magang, sedangkan untuk jam kerja yang ada di organisasi berbeda dengan kegiatan magang karena jam kerja organisasi jauh lebih fleksibel maka dari itu dalam keikutsertaan mahasiswa dalam mengikuti keduanya perihal waktu sangatlah kita butuhkan karena dapat melatih manajemen waktu kita sendiri.

Kemudian jika kita berbicara apakah magang berbasis MBKM ini dengan berorganisasi dapat menawarkan sesuatu hal yang dapat memudahkan kita dalam mencari pekerjaan, pada dasarnya kedua hal tersebut, yaitu magang dan organisasi sama-sama memiliki potensi dalam menawarkan kita semua kebutuhan perihal dengan akses kita mencari pekerjaan baik dari relasi, softskill, dan lain sebagainya. Pada akhirnya,  balik lagi ke diri kita sendiri apakah kita mampu untuk memanfaatkan hal tersebut atau tidak.

Setelah itu, magang dan juga organisasi dapat menjadi sebab akibat untuk keduanya, contohnya kita lebih mengetahui perihal dengan perincian keuangan dengan administrasi yang benar kemudian diterapkan di lingkungan organisasi agar administrasi organisasi dapat menjadi lebih baik, contoh tersebut menyatakan bahwa sebab kita mengetahui ilmu terkait dengan perincian keuangan maka berakibat kepada organisasi sebagai wadah yang dimana kita dapat menerapkan hal tersebut di organisasi maka dampak yang dihasilkan sangat lah positif begitupun dengan sebaliknya. Maka dari itu, pola pikiran yang harus kita terapkan dalam menanggapi polemik magang dengan organisasi adalah pola pikir growth mindset, pola pikir yang membuat kita ingin selalu mengembangkan diri dan memiliki berbagai keterampilan baru, tidak peduli dengan wadah apapun itu selagi dapat mengembangkan diri kita masing-masing sesuai dengan kebutuhan kita guna menghadapi kehidupan yang lebih jauh lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun