Mohon tunggu...
Fathurrahman Helmi
Fathurrahman Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Sepakbola

Jika Menulis Bisa Membuatmu Abadi, Kenapa Masih Berdiam Diri. Ambil Penamu dan Goreskan di Kertas Putih Itu. | Kontak: Fathur99mbo@gmail.com fathurhelmi (Instagram) @fathoerhelmi (twitter)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Karena Perempuan punya Seribu Hati yang Susah untuk Seiya Sekata dengan Seribu Otaknya Laki-laki!

30 April 2015   06:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:32 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ketawa sendiri karena memang kita sudah janjian dengan PJ buku buat membagi tugas siapa yang mengedit bagian mana yang memang ribet kalau dijelasin. Saya balik nyolot dengan bilang "Lha maneh tau apa? urang juga edit kok tapi bagiannya udah ada kesepakatan." saya timpali lagi "jangan ngomong gitu, gak enak diliat orang" sambil tersenyum ketawa sendiri.

Terakhir adalah teman dekat saya yang memang saya sukai. loh loh ahaha. Saya lagi chat bareng doi masalah bisnis yang saya jalanin dan doi mau gabung tapi pengen ketemu mau nanya hal tertentu. Selama chat dan nentuin kapan ketemu saya sempat nyeletuk pas doi bilang "yang lagi butuh sama lo  kan gua ahahaha" mengingat doi lagi bermasalah dengan pacarnya saya timpali aja dengan "jadi gak butuh doi lagi nih ahahaha *ups." dan doi cuma read saja.

Lucunya adalah saya minta maaf kepada doi karena mengira secara logikanya doi marah kalau saya singgung masalah pacaranya karena memang lagi tidak sreg. Saya sudah kayak pujangga menyiapkan surat permintaan maaf dengan larik yang mendayu-dayu. Siangnya doi balas dengan tertawa "gua gak marah kok ahahaha gak usah segitunya kali minta maaf. sorry gua semalam emang gak megang handphone." Braaaakkkk, saya ketawa sendiri dan memang jadi terkesan lucu plus pengalaman tersendiri kadang hipotesa kita tidak selamanya benar.

Tulisan ini bukan untuk men-judge perempuan. Tapi cuma menjelaskan realitas yang saya alami dan mengkaitkan dengan yang katanya Perempuan identik dengan perasaan dan Laki-laki dengan Logikanya. Ini Opini saya. Anda tidak senang wajar kok. Dunia adil; ada yang senang ada pula yang benci. Yang penting tidak gangguin orang kan ya? #NamanyaJugaHidup !

Ditulis oleh Fathurrahman Helmi. Jiwanya untuk Aceh, Fisiknya Oriental tapi Hatinya berlabuh di Bandung. Penulis Buku Kumpulan Puisi “Aku, Bola dan Sepatu”. Moderator Bedah Buku dan Seminar di Universitas Telkom. Menyukai dan Terpengaruh oleh Karya Kahlil Gibran dan Imam Al-Ghazali. Menulis Opini tentang Filsafat, Komunikasi, Politik hingga Komedi. Mahasiswa Konsentrasi Marketing Komunikasi, S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun