Mohon tunggu...
Fathur Ahmad
Fathur Ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru, penjahit, dan traveller writing

Seorang guru sukwan yang mendambakan sebagai penjahit atau desainer terkenal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teropong Ketidakadilan

14 Juni 2021   19:42 Diperbarui: 14 Juni 2021   20:00 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada keadilan yang terpancar di matamu, meski harus membasuh wajahku dari airmata, atau sekedar mengusap rambut. Tetapi yang kulihat hanyalah berat sebelah, membesar-besarkan nama anak bungsumu saja di hadapan banyak orang. Bahkan apa yang aku kerjakan, justru dia yang mendapat pujian, ya memang dia bukan aku.

Pantaskah kau disebut orangtua, jika berat sebelah. Sementara hukum timbangan di persidangan sama rata beratnya, tanpa memandang siapa yang dihukum, tanpa harus memilih harkat dan martabat pula

Tuhan saja, mengerti aturan yang ditakdirkan. Semua pasti kembali pada asalnya.

Pasuruan, 14/6/21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun