Mohon tunggu...
Fathur Rachim
Fathur Rachim Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Abad 21

Pengamat Pendidikan, Narasumber Nasional terkait Asesmen dan Bank Soal, Teknologi Pendidikan, STEAM, Computational Thinking, E-learning dan Kebijakan Pendidikan. Aktif di HIPPER Indonesia (hipper.or.id), Google Certified, INTEL Education Visionaries Ambassador. Pengalaman benchmarking dalam bidang pendidikan ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Amerika, Korea Selatan dan India. (www.fathur.web.id)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prakarya Tidak untuk Diajarkan, TIK Sebagai Mata Pelajaran?

8 Mei 2015   22:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14311014161795182806

agtifindo.org

Dalam Kurikulum 2013 Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata pelajaran baru namun menjadi pusat perhatian bagi banyak pihak bahkan tidak sedikit yang memperebutkan bak seorang perawan nan cantik meski bibit, bebet dan bobotnya tidak begitu diketahui silsilah jelasnya.

Prakarya dan Kewirausahaan (P&K) yang di awal kelahirannya "dianggap" sebagai pengganti mata pelajaran TIK / KKPI yang hilang dari sturktur Kurikulum 2013, pendapat tersebut sah-sah saja mengingat ketika ada mata pelajaran baru masuk dalam hal ini  P&K tentu agar beban kurikulum tidak bertambah signifikan maka tentu ada pula mata pelajaran yang mesti di "integratifkan" sebagai bagian dari mata pelajaran lain, jika tidak ingin menyebut bahwa TIK/KKPI dihapuskan.

Sementara disisi lain ada sedikit "hembusan angin surga" dengan kelahiran P&K tersebut karena guru mata pelajaran yang paling mendekati dan cocok untuk mengajar P&K adalah guru Ekonomi dan guru Kewirausahaan di SMK. Guru ekonomi yang jumlahnya cukup banyak sedikit diuntungkan dengan kelahiran mata pelajaran P&K karena sedikit banyak dapat mengatasi pemenuhan kekurangan / kebutuhan dan tuntutan 24 jam tatap muka. Angin surga ini terus berhembus hingga suatu ketika dimana batas waktu penerapan UU Guru dan Dosen serta PP 74 yang pada 1 Januari 2016 nanti mengamanatkan pemberlakuan penuh (100%) terhadap butir-butir pasal yang terdapat didalamnya yang salah satu pasal menyatakan bahwa Guru harus Linier antara Latar belakang Pendidikan / Kualifikasi Akademik (S1) dengan Mata Pelajaran yang diampu serta harus memiliki Sertifikat Pendidik yang juga linier.

Kini kata - kata linier ini tidak hanya menghantam guru-guru TIK/KKPI yang memang sejak awal kelahirannya banyak dirugikan karena banyak yang berasal dari latar belakang akademik yang tidak sesuai dengan tuntutan UU Guru dan Dosen serta amanah PP 74. Kata - kata linier ini pun kini menjadi badai yang membuyarkan angin surga guru-guru ekonomi yang tengah mengajar P&K karena mereka dianggap juga tidak linier dan tidak punya kewenangan untuk mengajar P&K dan ini terbukti dengan banyaknya teman-teman guru ekonomi yang SK TPP nya tidak keluar karena dianggap guru Ekonomi Tidak Linier dengan mata pelajaran P&K, apalah lagi guru TIK dengan mata pelajaran P&K.

Selanjutnya penulis mencoba menganalisis mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam perpesktif yang berbeda agar ANDA mendapat gambaran lain dan tidak salah langkah dalam menyikapinya serta jangan sampai mengulang nasib mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai mata pelajaran yang hidup segan mati tak mau, bak seperti Anak Kandung yang kelahirannya tidak diinginkan oleh orang tuanya.

Menurut kajian teknisnya, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan ­transcience-knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem, manajemen dan ekonomis.

Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi diharapkan meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan manusia Indonesia mengalami kejayaan pada masa lalu melalui Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan.

Tujuan keberadaan mata pelajaran P&K akan berhasil atau minimal dapat menjadi stimulus jika tidak hanya sebatas teori, andaipun bisa lebih dari sekedar teori paling banter masuk sampai keranah praktik, tidak sampai masuk ke ranah lifeskiil dalam kehidupan nyata karena diajarkan tidak holistic serta keberadaanya tidak integrative dalam setiap mata pelajaran. Kami ambil contoh sederhana dimana banyak guru P&K yang mengajarkan peserta didiknya membuat VAS BUNGA atau CUP LAMPU dari limbah bekas. Namun pada kenyataanya bahan bakunya semisal sendok plastic untuk membuat VAS BUNGA didapatkan dengan cara membeli baru. Bahkan "tumpukan" hasil karya siswa tersebut banyak "teronggok" memenuhi gudang-gudang sekolah yang bisa dikatakan karya siswa tersebut hanya menjadi onggokan "sampah model baru".

Arah pendidikan prakarya dan kewirausahaan yang diinginkan pemerintah sesuai kurikulum 2013 ini haruslah jelas. P&K itu bukan sekedar belajar teori, menghasilkan produk lalu diujikan. Justru, pendidikan kewirausahaan harus bisa nyata dialami siswa.

Banyak negara-negara berkembang mulai tersadar akan pentingnya lifeskill atau kecakapan hidup dalam bersaing di Abad 21. Untuk itu proses pendidikan dan pembelajaran juga hendaknya mengadaptasi hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun