Mohon tunggu...
fathur rahmansafawi
fathur rahmansafawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efek Kuliah Daring Membuat Mahasiswa Menjadi Malas

23 April 2024   16:46 Diperbarui: 23 April 2024   16:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa menjadi pelanggan yang berharga, dalam pembelajaran. Ini memberi  banyak kepercayaan diri, tetapi hanya sedikit pengetahuan.Parahnya, mereka tidak mengembangkan kebiasaan berpikir kritis yang memungkinkan mereka untuk terus belajar Matinya nalar  pada akhirnya akan menyeret mahasiswa ke dalam jurang kehancuran, universitas  hanya akan menghasilkan pelamar yang kualitasnya rendah, dan bahkan mahasiswa yang "sukses" pun akan menjadi pengangguran. Kurangnya perkembangan kreativitas akibat berpikir "jongkok" merupakan dampak dari kurangnya perkembangan kognitif pada mahasiswa.

Kebijakan pembelajaran diterapkan di Indonesia pasca munculnya virus Covid-19 (Coronavirus Disease 19) atau yang kita sebut dengan Virus Corona. Situasi virus ini sudah menjadi pandemi, oleh karena itu pemerintah menganjurkan untuk melakukan aktivitas di rumah, termasuk bekerja, belajar, dan lain-lain. Kondisi ini mengharuskan guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran secara daring. Pemerintah pun tidak tinggal diam dalam membuka akses daring bagi pelajar untuk belajar daring secara gratis.

Kebijakan ini mendapat banyak tanggapan berbeda, salah satunya pelajar merasa pembelajaran tidak efektif karena tidak ada tatap muka. interaksi. kontak tatap muka. Kritik tersebut tentu tidak sesuai dengan kondisi negara saat ini. Ini merupakan contoh siswa yang tajam berpikir kritis namun terbatas pengetahuannya. Persepsinya aktif tetapi tidak disertai pengetahuan yang utuh. Umpan balik berikutnya adalah mereka merasa terbebani dengan beban kerja yang semakin bertambah, aplikasi sulit digunakan, jaringan tidak mendukung, dan lain-lain.

Masalah ini merupakan masalah teknis yang dirasakan siswa. Pada saat yang sama, teknologi yang mereka gunakan juga dapat memberikan petunjuk penggunaan aplikasi. Sangat sedikit siswa yang menggunakan fasilitas ini. Dalam kondisi seperti inilah mereka harus unggul mengatasi kendala teknis dan meningkatkan kreativitas.

Teknologi pada dasarnya selalu berkembang dan menyediakan berbagai hal yang dapat dicapai dengan cepat. Kita bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari, perlengkapan rumah tangga, produk kecantikan, buku, makanan, dan masih banyak lagi. hanya dengan satu klik. Namun, mengingat kondisi pembelajaran, siswa mengeluhkan tidak efektifnya sistem tersebut. Mengapa mereka hanya mengkritik sistem yang merugikan mereka dan bukan sistem yang menguntungkan mereka? Parahnya, siswa melupakan hal-hal penting. Pelajar hendaknya lebih sering mempertajam nalarnya, sesering makan mie instan, agar tidak kalah dengan orang-orang jaman dulu dan tokoh bangsa. Satu hal terakhir yang sangat penting: Guru juga mengalami kendala saat pembelajaran online, tidak hanya Anda, tetapi juga siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun