Pendahuluan
Semakin meningkatnya kebutuhan akan kendaraan listrik (EV), inovasi dalam infrastruktur parkir menjadi sangat penting untuk mendukung transisi menuju mobilitas berkelanjutan. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah pengisian daya nirkabel untuk mobil listrik yang memanfaatkan getaran kendaraan di jalan raya. Konsep ini tidak hanya memberikan kemudahan dalam pengisian daya, tetapi juga berkontribusi pada upaya mewujudkan emisi nol
(net zero emission).
Â
Mobil listrik hadir sebagai jawaban keresahan tentang semakin menimpisnya bahan bakar fosil. Mobil listrik adalah inovasi transportasi yang sudah lama digagas. Inovasi ini pertama kali muncuk pada tahun 1832 oleh Robert Andersror yang berasal dari Inggris. Dia mengembangkan mobil dengan roda tiga, menggunakan baterai listrik. Temuan ini dicatat sebagai mobil bertenaga listrik pertama. Konsumsi listrik dari monil listrik sendiri dengan kapasitas baterai 16kWh dengan jalan datar tanpa menyarakan AC dapat menempuh jarak 160 Km dalam sekali pengecasa. Akan tetapi, jika jalan menanjak dan AC dinyalakan maka jarak tempuh mobil listrik dalam sekali pengecasan semakin berkurang. Pada kondisi baterai 98% dapat menempuh perjalanan sejauh 44,8 km selam 66 menit. Proses pengisian baterai sendiri membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai penuh (Royana, 2023).
Â
Teknologi dan Prinsip Kerja
Sistem parkir pintar ini menggunakan teknologi piezoelektrik yang dapat mengubah getaran menjadi energi listrik. Saat kendaraan melintas di atas permukaan jalan yang dilengkapi dengan sensor piezoelektrik, getaran yang dihasilkan akan diubah menjadi listrik. Energi ini kemudian disimpan dalam baterai yang terhubung dengan area parkir, yang dapat digunakan untuk mengisi daya mobil listrik yang diparkir di sana.
Wirless charging adalah sistem pengisian mobil listrik tanpa melibatkan kabel yang berhubungan langsung dengan sistem kendaraan. Prinsip pengisian daya menggunakan sistem wireless charging pada mobil listrik sama denga prinsip kerja transformator. Pengisian daya dengan prinsip wireless charging memiliki dua sisi yaitu sisi pemancar (transmitter) dan sisi penerima (receiver) terdapat dua belitan (koil) pemancar dan belitan penerima. Transmitter dipasang di bawan tanah sedangkan receiver dipasang di bawah kendaraan. Wireless charging mobil listrik mengubah parameter arus bolak-balik (AC) dari frekuensi rendah menjadi rekuensi yang tinggi. Setelah AC memiliki frekuensi tinggi, selanjutnya daya tersebut ke belitan (koil) pemancar, kemudian berbentuk medan magnet bolak-balik. Medan ini kemudian menginduksi belitan (koil) penerima sehingga muncul tegangan pada belitan penerima. Tegangan inilah yang dipakai untuk mengisi daya pada bateran kendaraan (Royana, 2023).
Pengisian daya nirkabel ini memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik, di mana energi listrik ditransfer dari sumber ke kendaraan tanpa memerlukan kabel. Proses ini tidak hanya efisien tetapi juga aman, karena tidak ada risiko kerusakan akibat penggunaan kabel yang sering kali mengalami keausan atau kerusakan.
Â
Sumber listrik untuk pengisian daya mobil listrik memanfaatkan energi dari getaran yang ditimbulkan di jalan raya. Getaran tersebut akan dikonversikan menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk mengisi daya pada mobil listrik. Pemanenan energi dari getaran dapat menggunakan material piezoelektrik yang dapat menghasilkan listrik ketika mengalami defleksi. Getaran didapatkan dari rancangan polisi tidur pada jalan raya oleh kendaraan yang berlalu Lalang. Wireless power akan dipasang di tempat parkir pada beberapa titik sehingga ketika mobil diam (berhenti), baterai mobil dapat terisi (Royana, 2023).
Â
Manfaat bagi Lingkungan
Sistem ini menawarkan cara inovatif untuk menghasilkan listrik yang bersih dan berkelanjutan dengan cara memanfaatkan getaran kendaraan di jalan raya. Pengisian daya mobil listrik yang efisien di area parkir akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor. Ini sejalan dengan upaya global untuk mencapai net zero emission.
Â
Implementasi dan Tantangan
Implementasi sistem ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Tantangan utama meliputi investasi awal dalam infrastruktur, pengembangan teknologi yang lebih baik dan kesadaran masyarakat tentang manfaatnya. Selain itu, perlu ada kebijakan yang mendukung penggunaan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi.
Â
Kesimpulan
Inovasi parkir pintar dengan pengisian daya nirkabel dari getaran kendaraan di jalan raya merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya mewujudkan mobilitas berkelanjutan dan emisi nol. Kita tidak hanya memberikan solusi praktis bagi pemilik kendaraan listrik, tetapi dengan menerapkan teknologi ini kita juga berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kolaborasi lintas sektor akan menjadi kunci dalam merealisasikan potensi penuh dari teknologi ini ke depan sehingga dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.
Referensi
Royana, D, S. 2023. Smart Parking Area : Wireless Charging Mobil Listrik Pada Area Parkir dengan Sumber Listrik Yang Memanfaatkan Getaran Kendaraan di Jalan Raya sebagai Upaya Mewujudkan Net Zero Emission. Menuju Indonesia Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel National Energy, Climate & Sustainability (NECSC) Piala Menteri ESDM RI dan Piala Menteri LHK RI. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM Books
Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). 2023. Menuju Indonesia Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel National Energy, Climate & Sustainability (NECSC) Piala Menteri ESDM RI dan Piala Menteri LHK RI. RM Books
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H