Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Inovasi Silika Aerogel dari Ampas Tebu untuk Mendorong Kehidupan Rendah Karbon

13 Oktober 2024   23:52 Diperbarui: 14 Oktober 2024   03:50 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fathul Bari

Solusi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, memerlukan pengembangan material ramah lingkungan menjadi salah satu kunci untuk mencapai kehidupan rendah karbon. 

Salah satu inovasi menarik yang dapat mendukung upaya ini adalah silika aerogel berbasis ampas tebu. Silika aerogel dikenal sebagai material yang sangat ringan dan memiliki konduktivitas termal yang rendah, sehingga menjadikannya sebagai isolator termal yang sangat efektif.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan gula menjadi salah satu kebutuhan pokok tertinggi dengan tebu sebagai bahan bakunya. Dalam proses produksinya mengasilkan limbah berupa ampas tebu. 

Limbah yang dihasilkan mencapai 32% per tahunnya, padalah dari limbah tersebut mengandung 68,5% silika yang artinya dapat dimanfaatkan Kembali selain utnuk mengurangi limbah yang terbuang dapat mengurangi emisi CO2. Kadar silika yang tinggi dapat dimanfaatkan dalam pembuatan material berbasis silika. 

Silika merupakan senyawa organik dengan karakteristik memiliki kestabilan mekanik dan termal tinggi, sifat absorpsi yang baik dan mudah dimodifikasi dengan senyawa kimia tertentu. Dalam pemanfaatannya silika dapat digunakan sebagai adsorben. 

Silika aerogel dapat menjadi solusi dalam masalah ini, dimana silika aerogel dapat menyerap emisi CO2 pada kendaraan bermotor, dan Ketika kapsitas penyerapan tersebut penuh, maka cukup dilakukan pemanasan Kembali untuk mengeluarkan gas yang diserap dalam fasa cair, kemudian silika aerogel dapat digunakan kembali (Ramadhan, 76:2023).

Jejak karbon adalah gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia pada kurun waktu tertentu, seperti penggunaan kerdaraan berbahan bakar fosil. 

Menurut, IESR bahwa satu kendaran bermotor dapat menghasilkan CO2 sebanyak 14,8 gram per kilometer yang berarti Indonesia saat ini telah berada dalam masalah jejak karbon yang sangat tinggi. 

Proses penanganan konvensional dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan dan perubahan iklim tersebut dilakukan dengan penanaman hutan Kembali (reboisasi) (Ramadhan, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun