Fathul Bari
Sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) memainkan peranan penting dalam pengelolaan energi di gedung tinggi. Penggunaan sistem HVAC yang efisien tidak hanya mendukung kenyamanan penghuni tetapi juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon dan penghematan biaya energi. Adanya peningkatan kebutuhan akan keberlanjutan dan efisiensi energi, teknologi computer vision muncul sebagai solusi inovatif untuk mengoptimalkan performa sistem HVAC.
Computer vision adalah cabang dari kecerdasan buatan yang memungkinkan komputer untuk "melihat" dan memahami lingkungan di sekitarnya melalui analisis citra dan video. Melalui pemanfaatan kamera dan algoritma pengolahan citra, sistem HVAC dapat dilengkapi dengan kemampuan untuk memantau dan menganalisis data secara real-time. Misalnya, teknologi ini dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi pola penggunaan energi berdasarkan aktivitas penghuni di gedung. Adanya informasi ini, menjadikan sistem dapat secara otomatis menyesuaikan pengaturan suhu dan ventilasi untuk mengoptimalkan konsumsi energi.
Pendingin ruangan atau AC yang digunakan pada skala residential minimal menggunakan listrik 800 watt. Untk sektor lain seperti industry, sektor komersial dan sektor publik dengan ruangan yang lebih luas dan banyak serta Gedung yang tinggi umumnya menggunakan HVAC system (Heating Ventilation and Air Conditioning) untuk mendinginkan ruangan (Sukmawati, 2021).
Solusi :
Mengganti sensor dengan perangkat yang lebih efektif dan efisien.
Sensor pada umumnya hanya memiliki fungsi yang spesifik seperti sensor cahaya atau sensor LDR (Light Dependent Resistor) hanya mampu mendeteksi intensitas cahaya, sensor RTD (Resistive Temprature Detector) hanya mampu mendeteksi perbedaan suhu yang terjadi di lingkungan sensor tersebut dipasang.
Menambahkan dan mensubstitusi sebgai suplly energi dengan enrgi terbarukan.
Sumber energi listrik yang digunakan segala industri didominasi oleh PLN dan menjadi supplier listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik sebuah Gedung. Salah satu bentuk pengurangan beban listrik dari PLN dengan menggunakan sumber energi terbarukan (Sukmawati, 2021).
Salah satu penerapan computer vision dalam sistem HVAC adalah penggunaan sensor untuk mendeteksi jumlah orang yang berada di dalam ruangan. Menganalisis data visual di dalam sistem HVAC dapat menyesuaikan aliran udara dan pendinginan berdasarkan jumlah penghuni. Misalnya, pada saat rapat di ruang konferensi, sistem dapat meningkatkan pendinginan, sedangkan di ruang kosong, sistem dapat mengurangi pendinginan untuk menghemat energi. Ini tidak hanya mengurangi konsumsi energi tetapi juga meningkatkan kenyamanan penghuni.