Fathul Bari
Indonesia masuk dalam kategori sebagai negara dengan potensi geotermal terbesar di dunia, memiliki sumber daya alam yang melimpah. Terdapat lebih dari 20.000 MW potensi terbarukan yang dapat dimanfaatkan, energi geotermal bukan hanya sekadar alternatif, tetapi juga kunci untuk mengatasi tantangan energi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya geotermal di desa-desa dapat mendorong terwujudnya desa mandiri energi, serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Peralihan energi fosil ke energi Terbarukan (EBT) menjadi suatu hal mutlak dalam menjaga ketahanan dan kemandirian energi, serta tentu saja, keberlangsungan hidup manusia. Pemerintah pun sadar dengan hal ini, terbukti dengan peningkatan kapasistas pembangkit listrik EBT per tahun pada Capaian Kinerja 2019 dan Program 2020 Kementerian ESDM. Meskipun peningkatan ini belum setara dengan potensi EBT Indonesia yaitu sekitar 400 GW.Â
Peningkatan kapasistas pembangkit listrik di Indonesia didominasi oleh PLTP dengan sumber energi panas bumi atau geothermal. Tentu saja hal ini bukan hal yang aneh, mengingat fakta bahwa Indonesia memiliki lebih dari 200 gunung berapi dan terletak di antara ujung timur Sabuk Vulkanik Mediteranian serta sisi barat CIrcum Sabuk Vulkanik Pasifik, sehingga disebut sebagai zona ring of fire. dengan keuntungan tersbeut potensi sumberdaya geothermal di Indonesia mencapai 25.378 MW (Dewan Energi Nasional, 2019) (Prasetya, 2021).
Potensi Geotermal di Indonesia
Wilayah Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, yang menjadikannya kaya akan sumber daya geotermal. Sebanyak 40% dari total potensi geotermal dunia terdapat di Indonesia. Potensi ini tersebar di berbagai daerah, terutama di Pulau Sumatra, Jawa dan Sulawesi. Sumber daya geotermal ini dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk pembangkit listrik, tetapi juga untuk pemanas, pertanian dan berbagai aplikasi industri lainnya.
Konsep Desa Mandiri Energi
Desa mandiri energi adalah desa yang mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri melalui sumber daya lokal, tanpa bergantung pada pasokan energi dari luar. Desa-desa di Indonesia dapat mengembangkan sistem energi terbarukan yang berkelanjutan dengan cara memanfaatkan geothermal. Hal ini tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga mengurangi emisi karbon yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Desa Geothermal merupakan suatu konsep wilayah dengan pemanfaatan maksimal dan integrasi dari berbagai potensi geothermal. Konsep ini meruntuhkan berbagai keterbatasan dalam pemanfaatan energi geothermal dengan semangat "Dari Desa, Untuk Desa, dan oleh Desa. Desa Geotermal akan terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), daerah perkebunan, perikanan dan pariwisata (Prasetya, 2021).
Selanjutnya perkebunan akan memanfaatkan energi geothermal sebagai penghasil panas ruang penanaman dan pengeringan produk hasil. Disisi lain, pencampuran air panas bumi dengan air kolam penangkaran akan menjada kestabilan suhu dan mendorong peningkatan kebidatan perikanan, termasuk hingga metode pengawetan produk menggunakan pengeringan energi geothermal. Memanfaatkan energi geothermal sebagai sumber daya utama wisata pemandian dan kolam renang air panas yang akan menarik kunjungan wisatanan untuk mengunjungi Desa Geotermal (Prasetya, 2021).