Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, saya terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Integrasi Energi Terbarukan dan Teknologi Berkelanjutan dalam Pembangunan Desa : Peran Pentahelix

8 Oktober 2024   00:26 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:26 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fathul Bari

Pembangunan desa berkelanjutan merupakan salah satu langkah krusial dalam mencapai tujuan pembangunan yang inklusif dan ramah lingkungan. Pada konteks ini, integrasi energi terbarukan dan teknologi berkelanjutan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang dihadapi desa-desa di Indonesia. Guna mencapai tujuan tersebut, pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, industri dan media menjadi sangat penting.

Energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin dan biomassa, menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang berbahaya bagi lingkungan. Memanfaatkan sumber energi terbarukan, menjadikan desa dapat meningkatkan kemandirian energi dan menurunkan emisi karbon. Misalnya, pemasangan panel surya di atap rumah atau instalasi turbin angin dapat menyediakan listrik yang bersih dan terjangkau bagi masyarakat desa. Selain itu, teknologi biomassa dapat dimanfaatkan untuk mengelola limbah pertanian, sehingga tidak hanya menghasilkan energi, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan limbah yang lebih baik.

Indonesia terutama di daerah pedesaan memiliki bentang alam dan sosial yang dapat menjadi faktor pendukung bagi pengembangan potensi energi terbarukan, seperti : 1) matahari bersinar sepanjang tahun; 2) mash ada ladang yang dapat dimanfaatkan warga desa; 3) biodiversitas sebagai sumber divesifikasi energi berbasis mahluk hidup (biofuel berbasis ekstraksi tumbuhan atau ganggang; 4) Gunung Api dan hutan, sebagai potensi energi panas bumi, biomassa serta fungsi konservasi air dan biodiversitas; 5) Sungai, pengunungan dan saluran irigasi sebagai sumber energi air (phikohidro, mikrohidro, minihidro, Pembangkit Listrik Tenaga Air); serta 6) Konsumsi protein hewani yang besar (ungags, sapi, kambing), sebagai sumber biogas (Budiarto dkk dalam Purwanto, 2021).

Namun, integrasi energi terbarukan tidak dapat dilakukan secara efektif tanpa dukungan teknologi berkelanjutan. Teknologi ini mencakup inovasi dalam efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan bahan ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan teknologi pertanian yang berkelanjutan, seperti pertanian organik dan sistem irigasi yang efisien, dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Cara yang demikian ini, dapat membuat desa tidak hanya menjadi penerima manfaat dari energi terbarukan, tetapi juga berperan aktif dalam mempromosikan praktik berkelanjutan yang memperkuat ekonomi lokal.

Peran pentahelix yakni model kolaborasi yang melibatkan lima elemen, yaitu pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas dan media menjadi sangat penting. Setiap elemen pentahelix memiliki tanggung jawab dan kontribusi unik dalam mewujudkan desa berkelanjutan. Pemerintah berperan dalam menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung penggunaan energi terbarukan serta memberikan insentif bagi masyarakat yang berpartisipasi. Masyarakat, sebagai pengguna utama, perlu dilibatkan dalam proses perencanaan dan implementasi, agar solusi yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan lokal.

Rest Zone juga dapat dikembangkan menjadi desa wisata berbasis EBT dengan kegiatan sederhana sehingga tidak hanya terfokus pada pengembangan sosial ekonomi masyarakat lokal melain juga sarana belajar masyarakat umum. Mandaat yang didapat dari Rest Zone dapat meningkatkan kapasistas dan pengetahuan teknis masyarakat, karena sifat EBT yang sensitif pada kondisi lokal, sehingga membutuhkan keterlibatan masyarakat sejak perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan (instalasi), meningkatkan cakupan EBT dan menguatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat loka dan meningkatkan literasi dan kepedulian masyarakat umum tentang EBT (Purwanto, 2021). 

Rest Zone terdiri dari beberapa area yang digambarkan sebagai berikut :

  • Sang Pinter ( Sanggar Pengigikan Energi Baru Terbarukan) merukan zona edukasi untuk meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat desa akan pentingnya EBT.
  • Clean Energy Area :
  • Model Peternakan Sapi : Peternakan merupakan ciri khas sosial budaya yang ada di masyarakat pedesaan. Mengatasi permasalahan kotoran sapi dapat menghasilkan biogas untuk mengganti kebutuhan LPG. Air yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai mediu tumbuh untuk mikroalga.
  • Sistem Energu Hybrid
  • Mengombinasikan dua sumber energi yang akan memberikan daya ke beban, yaitu mengandalkan panas matahari dan angin. Energi hybrid memiliki kendala dan efisiensi tinggi, tidak menimbulkan polusi dan biayanya rendah (Purwanto, 2021).

Akademisi dapat memberikan riset dan inovasi yang mendasari penerapan teknologi berkelanjutan, sementara industri dapat menyediakan teknologi dan investasi yang diperlukan. Media, di sisi lain, berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang manfaat energi terbarukan dan teknologi berkelanjutan, serta mempromosikan keberhasilan inisiatif lokal. Kolaborasi antara semua pemangku kepentingan ini akan menciptakan sinergi yang mendorong perubahan yang lebih signifikan dalam pembangunan desa.

Tantangan yang dihadapi dalam integrasi energi terbarukan dan teknologi berkelanjutan memang tidak sedikit. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perubahan ini. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi harus menjadi bagian integral dari setiap inisiatif yang diambil. Selain itu, tantangan finansial juga harus diatasi melalui penyediaan akses pembiayaan yang lebih baik bagi masyarakat desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun