Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, saya terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Sampah ke Energi, Memanfaatkan Plastik untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

7 Oktober 2024   21:16 Diperbarui: 7 Oktober 2024   21:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Editing Penulis - AI

Fathul Bari

Sampah plastik telah menjadi salah satu tantangan lingkungan terbesar di era modern. Meningkatnya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan jumlah sampah plastik yang dihasilkan semakin melimpah, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius. 

Namun, di balik masalah ini, terdapat peluang besar untuk mengubah sampah plastik menjadi sumber energi yang berkelanjutan. Pemanfaatan plastik sebagai bahan bakar alternatif dapat menjadi langkah penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengolah sampah plastik menjadi energi adalah pirolisis. Proses ini melibatkan pemanasan sampah plastik dalam kondisi tanpa oksigen, yang akan menghasilkan gas sintesis, minyak dan residu padat. Gas sintesis yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik atau bahkan sebagai bahan baku untuk industri kimia. 

Selain itu, minyak yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan atau sebagai pengganti bahan bakar fosil lainnya. Cara yang demikian, menjadikan pirolisis tidak hanya membantu mengurangi volume sampah plastik tetapi juga menyediakan sumber energi alternatif yang berkelanjutan.

Masalah sebenarnya dari semua penghasil energi ini yaitu manusia mengeksploitasi kekayaan alam yang ada di bumi, kemudian mengubahnya menjadi energi (mengeluarkan zat pencemar), kemudian menggunakannya untuk kegiatan, lalu berakhir pada timbunan sampah. Tanpa disadari, yang terjadi adalah berkurangnnya kekayaan alam, bertambahnya zat pencemar, lalu berakhir pada kekayaan sampah. 

Prosesini menyisakan dua lubang besar yaitu terus meningkatnya zat pencemar dan kekayaan sampah. Manusia harus menggunakan energi untuk berkegiatan, kemudia kediatan tersebut menghasilkan sampah, sampah yang terus menumpuk dan sulit terurai adalah sampah plastik. Kini gerakan mengurangi sampah plastik sudah buntu dan pada gerakan 3R (Reduce, Reuse, and Recycle). 

Sampah sebagai energi sudah lama diterapkan pada PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Namun, kehadirannya menjadi masalah baru akibat zat berbahaya yang dihasilkannya seperti dioksin dan furan. Hal ini terjadi karena PLTSa membakar semua sampah plastic, organic dan B3 tanpa pemilahan. Maka dari itu pembakaran harus difokuskan pada sampah plastik saja. Selanjutnya, kadar air yang sedikit dalam sampah plastic membantu mengurangi energi yang duperlukan untuk pembakaran (Hendrajaya, 2021).

Penggunaan sampah plastik sebagai sumber energi juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Adanya peningkatan kesadaran akan dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil terhadap perubahan iklim, banyak negara berusaha untuk beralih ke sumber energi terbarukan. 

Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan bakar dapat menjadi bagian dari solusi ini. Misalnya, beberapa negara telah mengembangkan pembangkit listrik yang menggunakan plastik sebagai bahan baku, serta tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menyediakan energi bersih dan terjangkau bagi masyarakat.

Namun, pemanfaatan sampah plastik sebagai sumber energi bukan tanpa tantangan. Proses pengolahan sampah plastik memerlukan teknologi yang tepat dan biaya yang cukup tinggi. Selain itu, ada juga kekhawatiran terkait emisi gas rumah kaca yang mungkin dihasilkan selama proses pengolahan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk mengolah sampah plastik. Penelitian dan inovasi dalam bidang ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pemanfaatan plastik tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun