Fathul Bari
Keberlanjutan menjadi fokus utama dalam berbagai sektor, termasuk sektor perikanan pada era modern saat ini. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah pengembangan kapal jungkuh ramah lingkungan yang dilengkapi dengan sistem energi hybrid dan teknologi pancing LED. Inovasi ini tidak hanya mendukung tujuan keberlanjutan, tetapi juga berkontribusi dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Menurut data, potensi penangkapan ikan di Indonesia dapat menyentuh angka 10 juta kilogram pertahun (KKP, 2019). Hal ini tentu berbanding lurus dengan jumlah masyarakat nelayan yang banyak. Namun, masih jauh tertinggal kualitasnya dengan nelayan-nelayan dari luar negeri. Hal ini tentu dikarenakan bukan hanya berasal dari kurangnya sumber daya manusia. Tetapi juga kurangnya sumber daya teknologi yang dapat membantu para nelayan tersebut dalam mencari ikan tangkapan (Billah, 2021).
Berdasarkan data, lebih dari 50% nelayan Indonesia masih menggunakan perahu motor berbahan bakar solar dan bensin menjadi bagian terpenting dalam operasional kapal-kapal penangkap ikan di Indonesia. Selain itu, dalam biaya total operasional kapal motor, sebesar 60% digunakan untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar untuk nelayan dapat pulang pergi melaut. Kapal nelayan Indonesia Sebagian besar merupakan kapal tradisional berkapasistas kurang dari 5GT. Namun tidak sedikit pula ada yang lebih dari 20 GT (Billah, 2021).
Kapal Jungkuh dan Pentingnya Keberlanjutan
Kapal jungkuh merupakan alat penangkap ikan yang telah digunakan secara tradisional di Indonesia. Namun, dengan meningkatnya tekanan terhadap sumber daya laut dan perubahan iklim, penting untuk mengadopsi teknologi yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Kapal jungkuh yang menggunakan energi dari sumber terbarukan, seperti energi surya dan angin, dapat mengurangi jejak karbon dan meningkatkan efisiensi operasional.
Ombak dan cahaya matahari di Laut dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif penggerak kapal nelayan. Konsep yang pernah ditawarkan yaitu dengan memanfaatkan energi ombak air laut sebagai energi penggerak kapal yang sistemnya di integrasikan pada cadiknya. Selain mudah didapatkan, energi ini juga ramah lingkungan dan energi outputnya pun lumayan besar. Namun, namun energi ombak sangat tergantung pada kondisi tinggi dan periode gelombangnya yang tidak selalu tetap. Sementara untuk energi surya, energi outputnya relatif kecil namun konstan/ tidak berubah selama selang waktu yang lama kecuali terdapat awan (Billah, 2021).
Salah satu agar ketergantungan dan pemborosan terhadap energi BBM pada masyarakat nelayan dapat dikurangi yaitu dengan menawarkan inovasi KAJURI : Kapal Jukung Ramah Lingkungan dengan Hybrid Energy System Pelamis -- Surya yang dilengkapi Light Fishing LED Â Guna mewujudkan SDGS 2030. Energi dari ombak diubah menjadi energi listrik yang kemudian energi dapat disimpan di dalam baterai/aki. Kemudian sel surya pada bagian atap kapal akan menghasilkan energi tambahan pada mesin sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penggerak motor kapal dan sebagai sumber energi lampu penerangan sebagai sistem penangkapan ikan (Billah, 2021).
Sistem Energi Hybrid