Mohon tunggu...
Fathoni Arief
Fathoni Arief Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat biasa

Hadir dan Mengalir (WS.Rendra)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyebut Nama Tuhan

5 Agustus 2010   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:18 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_216320" align="aligncenter" width="500" caption="sumber foto : www.theinspirationroom.com"][/caption]

Puluhan orang berjubel, berdesakan, antri di depan lift sebuah hotel berbintang 5. “Lift hotel sedang dalam perbaikan,”kata seorang petugas hotel berusaha menenangkan orang-orang yang mulai menggerutu.

Lama menunggu, ketika pintu lift terbuka, orang-orang berebut masuk kedalam. “Tiiiit”. Nampaknya jumlah orang yang naik terlalu banyak. Seorang petugas meminta seorang bapak dengan tas besar antri kembali. Sambil mengomel si bapak terpaksa keluar lagi. Lift pun tertutup dan orang bergantian memejet lantai tujuan mereka. Di dalam lift terdapat 7 orang, tiga diantaranya lelaki dan 4 orang perempuan. Diantara mereka, seorang lelaki, merupakan petugas dari hotel.

Seorang lelaki bertubuh kekar, berjas rapi, terlihat gusar berdiri di pojok bersama seorang wanita cantik. Sesekali dia melihat jam berwarna keemasan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sesekali ia memencet tombol di telepon genggamnya.

Lantai demi lantai terlewati. Hingga tersisa 3 orang saja, petugas, lelaki kekar dan wanita cantik. Keduanya memang baru turun di lantai 24. Lift terus naik dan tinggal beberapa lantai saja, namun tiba-tiba di lantai 22 lift berhenti dan pintu tak bisa dibuka. Petugas berusaha menekan tombol dan mengatakan lift macet di lantai 22. “Lift macet di lantai 22,”katanya berulang-ulang namun pintu belum juga membuka.

Setelah menunggu beberapa menit lift kembali bergerak. Tetapi bukanya keatas lift berguncang dan turun beberapa lantai ke bawah. Lelaki dan wanita yang ada di lift mulai gusar. Mereka berkomat-kamit menyebut nama Tuhan sedangkan petugas berusaha tenang terus memencet tombol dan karena tak ada respon, ia menelpon petugas lain, meminta bantuan.

Sekian lama lift terhenti. Hingga akhirnya lift kembali bergerak. Di lantai 24 lift berhenti. Lelaki dan perempuan itupun keluar dari lift di sebuah kamar mereka berhenti. Dering pesan pendek terdengar dari telepon genggam sang lelaki.

“ Pa, hari ini pulang lebih awal ya. Antar Mama kontrol ke dokter kandungan,”

Keduanya pun langsung masuk kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

FATHONI ARIEF

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun