Mohon tunggu...
Fathoni Arief
Fathoni Arief Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat biasa

Hadir dan Mengalir (WS.Rendra)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Perjalanan : Menelusuri Bayah (5)

10 Januari 2010   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:32 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak terasa jam mulai mendekati angka 4, artinya sebentar lagi adzan Subuh. Saya lihat teman-teman nampaknya bisa tidur dengan nyenyak meskipun tanpa kasur yang empuk dan bantal yang nyaman. Sedangkan saya terus membolak-balikkan badan berusaha memejamkan mata namun susah sekali untuk sejenak terlelap. Saya memang dalam kondisi yang kurang fit hari ini.

Tak memaksakan untuk tidur saya bangun, membereskan barang-barang bawaan dan bersiap menjalankan Sholat Subuh. Satu persatu rekan saya juga mulai bangun dan bergantian mengambil air Wudhu guna menunaikan Sholat Subuh. Kami menjalankan Sholat Subuh berjamaah di masjid ini.

Usai sholat Subuh kami tak langsung melanjutkan perjalanan. Kami istirahat sejenak menunggu waktu bergeser setidaknya mendekati pukul 5 pagi. Hari ini memang waktunya libur yang cukup panjang. Pantas saja selain kami nampak banyak rombongan lain yang berkunjung ke daerah sekitar pelabuhan Ratu. Mereka menggunakan mobil pribadi dan banyak juga memakai sepeda motor. Mereka yang memakai sepeda motor kebanyakan anggota klub motor. Hal itu bisa dilihat dari jaket yang mereka kenakan.

Sekira jam 5 pagi kamipun berkemas dan melanjutkan perjalanan. Untuk mengisi perut yang kosong kami mampir ke penjual bubur ayam yang mangkal di depan masjid. Cukup banyak pembeli yang antri. Bubur yang ya lumayanlah buat mengganjal perut. Meskipun porsi dari bubur seharga Rp. 4000,- per mangkok itu mungkin tak memadai bagi kami.

Biasanya selepas dari Masjid tujuan pertama kami adalah ke pantai Cimaja. Namun kali ini tidak. Kami mampir ke pantai lokasinya tak jauh dari Masjid sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Di awal hari ini sudah nampak aktivitas dari penduduk sekitar dan pengunjung. Ada yang mulai menjala ikan, ada yang berolahraga pagi dengan joging, ada pula yang sekedar memotret sana motret sini.

Berada di lokasi awal ternyata tak memuaskan kami. Suasananya memang tak begitu menarik. Makanya ketika waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi kamipun bergegas menuju pantai Cimaja. Dari lokasi kami ke pantai Cimaja ditempuh dengan sekali angkot. Ongkos yang dikeluarkan Rp. 4000,- setiap penumpang.

Pantai Cimaja sangat populer di kalangan penggemar olahraga surving. Di pantai ini dengan mudah kita jumpai bule-bule yang asyik menikmati ombak yang besar dengan papan selancar mereka. Selain bule ternyata banyak pula orang-orang lokal yang kemampuan survingnya tak kalah jago.

Pantai Cimaja sebenarnya bukanlah tujuan utama kami. Tujuan utama kami adalah Bayah. Ini hanyalah sambil memanfaatkan waktu menunggu angkutan menuju Bayah. Angkutan menuju Bayah biasanya baru lewat pada pukul 8 pagi.

Ada pengalaman lucu yang saya alami di pantai ini. Ketika saya tengah mengambil foto dari belakang tiba-tiba saja datang anjing cukup besar. Anjing itu mendengus-dengus saya kira hendak menggigit saya ternyata dia hanya mencium tas ransel saya. Saya sempat kaget. Ternyata saya baru ingat sewaktu di angkot tas saya berdekatan dengan ember yang berisi ikan segar. Mungkin saja aroma ikan melekat di tas saya sehingga menarik perhatian si anjing. Usut punya usut ternyata anjing besar tersebut milik seorang selebritis yang tengah bermain selancar.

Perjalanan yang kami lakukan kebetulan bertepatan dengan hari Jumat. Ini membuat kami harus mengatur jadwal sehingga tidak berbenturan dengan ibadah sholat Jumat. Rencana awal kami bakal menunaikan sholat di sekitar Pelabuhan Ratu. Baru setelah menunaikan sholat kami langsung menuju Bayah. Maklum antara Cimaja menuju Bayah masih harus ditempuh dalam jangka waktu dua jam lagi. Namun seperti biasanya rencana itu berubah. Kami memutuskan langsung saja menuju Bayah sehingga sambil menunggu Sholat kami masih sempat istirahat sejenak.

Kami meninggalkan pantai Cimaja jelang pukul 8 pagi. Saat menunggu angkutan yang menuju Bayah sebuah angkot kecil berhenti. Ia balik arah mendekati kami. Si sopir angkot menawari angkotnya untuk dicharter. Menggunakan angkot tujuan Bayah kami harus mengeluarkan ongkos tiap orang Rp. 20.000,-. Sopir angkot tersebut menawarkan harga Rp. 120.000,- kami sempat menawar Rp. 100.000,- berempat namun akhirnya harga yang disepakati adalah Rp. 110.000,-.

25 Desember 2009

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun