Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu modalitas di bidang radiologi yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambaran medis serta analisis struktur tubuh manusia. Modalitas MRI ini memberikan keunggulan dalam visualisasi sirkulasi darah, jaringan tubuh, dan fungsi metabolik tubuh, dengan gambar yang jelas, resolusi spasial tinggi, dan tanpa menggunakan radiasi pengion. MRI sangat bagus dalam pemeriksaan Brain, MRI Brain merupakan teknik pencitraan diagnostik untuk memeriksa struktur kepala, terutama otak. Ada dua jenis pemeriksaan MRI Brain, yaitu MRI Brain Routine dan MRI Brain Advance. Pemeriksaan rutin difokuskan pada diagnosis tumor otak, pendarahan intrakranial, dan neurodegeneratif. Sebaliknya, MRI Brain Advance mencakup teknik seperti MR Spectroscopy dan MR Perfusion. Salah satu aplikasi penting MRI Brain adalah pada diagnosis stroke, sebuah kondisi serius yang dapat menyebabkan kerusakan otak mendadak.
Pada artikel kali ini membahas tentang "Teknik pemeriksaan MRI Brain dengan indikasi klinis ischemic stroke", Ischemic stroke merupakan penyakit yang terjadi karena adanya gangguan dalam aliran darah ke otak, yang dapat mengakibatkan penurunan oksigen dan gangguan fungsi saraf global atau lokal, Hal pertama yang dilakukan seorang radiografer sebelum melakukan pemeriksaan adalah mempersiapkan kondisi pasien mulai dari mengecek surat permintaan foto, membaca ulang identitas pasien, mempersiapkan alat untuk melakukan pemeriksaan, Melakukan anamnesa dan memastikan pasien tidak ada riwayat operasi jantung, pasang ring jantung, ataupun penggunaan pacemaker.
Pada pemeriksaan kali ini alat yang dapat digunakan adalah MRI 1,5 Tesla, Head Coil Emergency button, headphone, dan alat fiksasi . masing masing alat tersebut memiliki fungsinya tersendiri, seperti MRI sebagai media pemeriksaan, kemudian alat fiksasi membantu radiografer jika ditemukan pasien yang kurang kooperatif, headphone membantu mengurangi kebisingan mesin MRI yang dapat membuat pasien merasa tidak nyaman, emergency button digunakan untuk memberikan pasien berkomunikasi dengan petugas jika pasien tidak nyaman selama pemeriksaan. Dan Head Coil yang dapat  meningkatkan sensitivitas deteksi sinyal sehingga mendapatkan citra yang lebih baik dan akurat. Pemeriksaan MRI Brain dengan menggunakan modalitas MRI 1.5 Tesla, sejumlah rangkaian sequence digunakan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif terkait dengan kasus ischemic stroke. Sequence-sequence tersebut seperti T2-weighted fast spin echo (FSE), T2-weighted fluid attenuation inversion recovery (FLAIR), Gradient recalled echo (GRE) T2-weighted, GRE T1-weighted FSE, Diffusion-Weighted Imaging (DWI), Apparent diffusion coefficient (ADC), Dynamic susceptibility contrast perfusion-weighted imaging (DSC PWI), dan Dark blood magnetic resonance angiography (MRA).
Dalam kasus ini, terbentuklah area yang disebut penumbra, di mana jaringan masih dapat diselamatkan jika penanganan yang tepat dilakukan. Pencitraan lanjutan diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana penumbra tersebut, dan area yang memiliki potensi untuk diselamatkan menjadi fokus utama dalam pengobatan ischemic stroke, terutama melalui tindakan seperti thrombectomy.Â
Penerapan sequence dan teknik pemeriksaan mempengaruhi hasil citra pada kasus ischemic stroke,Penggunaan sequence yang sesuai dan kombinasi berbagai teknik menjadi kunci dalam mendeteksi secara dini, menilai risiko, dan mengevaluasi pasien dengan stroke akut iskemik secara efektif. Sangat harus diperhatikan lebih lanjut mengenai prosedurnya mulai dari persiapan, pemeriksaan, hingga post processing supaya dapat secara maksimal memvisualisasikan struktural dan fungsional otak seperti aliran darah dan aktivitas saraf serta memperjelas penilaian sejauh mana kerusakan yang terjadi pada otak akibat stroke iskemik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H