Mohon tunggu...
Fathoni .
Fathoni . Mohon Tunggu... lainnya -

Terus melangkah dan terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

kurikulum

28 September 2014   11:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:13 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

etiap ganti pemimpin kurikulum juga ganti mereka terlalu percaya diri bahwa ide mereka dapat merubah indonesia dengan hanya beberapa kalimat, beberapa tindakan dan beberapa perintah. rusaknya pendidikan adalah bukan karena kurikulum atau pola pendidikanya, tapi karena sikap mental para pemimpin yang memberi contoh yang tidak baik, media televisi dan media lain yang juga memberi pengaruh negatif, dan para orang tua yang tak acuh terhadap pendidikan anaknya, mereka berpikir cukup hanya memberi biaya dan materi saja, belajar adalah tugasnya para guru karena mereka sudah dibayar. dan yang paling merusak adalah kemajuan teknologi yang belum diaimbangi dengan kesiapan mental para peserta didik, orang tua dan guru. HP dan sejenisnya adalah perangkat yang tidak bisa lepas dari anak, sekolah membawa HP, dirumah sambil mengerjakan tugas juga pegang HP, dengan berbagai alasan manfaat HP para siswa ini tidak bisa hidup tanpa HP. hal yang lain yang membuat pendidikan indonesia terpuruk adalah banyak di antara guru kita yang dari sisi SDM dan mental blm siap untuk menjadi pendidik, guru guru dengan usia yang sudah senior adalah guru yang secara ke ilmuan mgkin saja kurang tapi karena periode tahun 1995 ke bawah banyak orang yang tidak mau jadi guru jadi merekalah akhirnya yang jadi guru, dan akhirnya pemikiran mereka sulit dikembangkan, dengan model kurikulum apapun mereka akan sulit mengikuti. hal yang lain adalah Faktor wilayah indonesia yang sedemikian luas dan beragam budaya, mental , dan geografisnya menjadikan implementasi kurikulum sangat lambat penetrasinya. bapak ibu yang sukarnya mengkritik pengambil kebijakan anda sendiri juga harus berubah, jangan hanya mengkritik, sudahkah anda membenahi diri anda sendiri, keluarga anda, orang orang terdekat dengan anda. karena kemunduran pendidikan Indonesia juga karena lebih banyak orang yang mengkritik dari pada orang yang mau membenahi, anda tidak perlu jadi guru untuk mendidik, anda tidak perlu jadi pemimpin, anda tidak perlu jadi profesor agar bisa merubah kurikulum, anda hanya cukup jadi orang tua yang baik, memberi perhatian yang cukup untuk anak anak anda, tidak hanya materi. jangan hannya memberi perintah anak untuk belajar, tapi temani mereka belajar, itu semua nanti akan membuat indonesia bangkit dan generasi emass akan lahir, meskipun kurikulum berganti seperti tabloid yang mgkin terbid 2 mungguan anda tidak akan galu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun