Pendidikan adalah senjata paling kuat yang bisa digunakan untuk mengubah dunia, katanya. Nyatanya, belum semua mendapat harga yang sama. Mendapat kesempatan baik, mencari ilmu ke ujung dunia.
Namun, seperti pepatah berikut, "sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat." mengubah segala konsepsi. Bahwa sudah seharusnya, sudah semestinya manusia lahir untuk bermanfaat membantu mewujudkan mimpi manusia lain.
Relawan hadir dan menjembatani hal-hal baik yang disampaikan. Khalayak ramai telah tahu dan menitipkan banyak harapan. Satu dua dus makanan, berpuluh-puluh isi pakaian, hingga tak tergapai doa-doa dilayangkan.
Dengan tidak membawa apa-apa selain niat menjadi bagian kecil dari hidupnya senyum mereka, kami berangkat menuju tanah surga. Memberi arti serta kasih, menyisir sedikit rasa sedih.
Namun, ada benarnya juga pepatah berikut. "Dibalik orang hebat, ada orang yang jauh lebih hebat.". Iya, siapa lagi kalau bukan kakak-kakak ini. Memikirkan dua kali lipat bagaimana cara kami bertahan hidup, serta bagaimana kami dapat menghidupkan kembali semangat yang ada.
Jalan terjal, berbatu, tanah lumpur, semua kalah dengan segala pencapaian. Humor-humor yang tidak banyak orang tahu, juga sedu sedan yang tidak dapat diceritakan.
Bagaimanapun, kami senang dan bangga dengan kakak-kakak panitia. Tanpa mereka, niat baik mengabdi tidak akan sampai. Tanpa mereka, kami tidak akan jadi jendela mata orang tua untuk melihat dunia yang lebih luas.
Barangkali ucapan terima kasih tidak begitu berarti, namun biarkan kami mendoakan kalian agar setiap langkah kaki menjadi saksi di yaumul akhir nanti. Semoga dalam keadaan apapun dan dimanapun, hati senantiasa mengabdi demi ibu pertiwi.
Sobat Mengajar Indonesia, Kami Peduli Kami Mengabdi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H