Mohon tunggu...
Fathiyatun NajwaAdibah
Fathiyatun NajwaAdibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya Najwa. Saat ini, saya seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lumpia 22.0: Quarter Life Crisis, Mengatasi Kecemasan di Rentan Usia 20-30 tahun

13 Desember 2023   07:37 Diperbarui: 13 Desember 2023   07:45 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(10/12) cara mengatasi kecemasan pada saat Quarter Life Crisis melalui kegiatan lumpia edisi ke 22.

Kejar Mimpi Semarang by CIMB Niaga telah mengadakan kegiatan lumpia 22.0 yang berlangsung di Gedung A1 Ruang 103 Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang pada tanggal 09 Desember 2023. Kegiatan Lumpia edisi ke 22 ini membahas tentang bagaimana cara mengatasi quarter life crisis dimana pembahasan ini diisi oleh Adi Waluyo, S.PSi. selaku konselor psikologi Dinas Pendidikan Kota Semarang dan dipandu oleh Azhar Syamsu Wahid selaku staff of Divisi Program Officer Kejar Mimpi Semarang generation 4.0. 

source: media kejar mimpi semarang edisi penyampaian materi oleh Adi Waluyo, S.PSi., Konselor Psikologi Dinas Pendidikan Kota Semarang
source: media kejar mimpi semarang edisi penyampaian materi oleh Adi Waluyo, S.PSi., Konselor Psikologi Dinas Pendidikan Kota Semarang

Quarter Life Crisis (QLC) adalah periode ketidakpastian, keraguan, dan kekecewaan yang melibatkan karier, hubungan, dan situasi keuangan seseorang di rentan usia 20-30 tahun. Banyak orang merasa terjebak atau tidak berkembang, meragukan diri sendiri, dan merasa kecewa dengan berbagai hal dalam hidup mereka. Mereka juga merasa bimbang dalam mengambil langkah dan khawatir tentang masa depan. Selain itu, perasaan kesepian dan kehilangan juga sering muncul dalam QLC.

QLC bukanlah momen kejutan yang tiba-tiba terjadi. Sebagai contoh, kita bisa membayangkan diri kita sedang mengarungi lautan dan tiba-tiba terdampar di daratan. Perubahan besar seperti ini seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang. QLC lebih mirip dengan proses perkembangan seperti kupu-kupu yang berubah dari ulat menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah. Ketika kita sedang mengalami masa sulit, kita bisa menganggapnya sebagai masa kepompong yang sulit bergerak.

Kunci dalam menghadapi QLC adalah adaptasi. Mereka yang gagal beradaptasi akan mengalami kesulitan. Penting untuk tidak terburu-buru dalam menghadapi QLC karena setiap individu memiliki proses fermentasi yang berbeda-beda.

Ada dua strategi coping yang dapat digunakan dalam menghadapi QLC, yaitu emotional-focused coping dan problem-focused coping. Emotional-focused coping adalah strategi untuk mengendalikan emosi dengan melakukan kegiatan yang membuat perasaan lebih stabil, sehingga kita dapat melanjutkan kegiatan lainnya. Cara ini berbeda-beda untuk setiap individu. Sementara itu, problem-focused coping adalah strategi untuk menyelesaikan dan mengurangi stres melalui pembelajaran hal baru. Kedua strategi ini dapat digabungkan dan dikembangkan sesuai kebutuhan.

Perasaan positif seperti senang, bangga, dan bahagia, serta perasaan negatif seperti khawatir dan takut, adalah hal yang wajar dalam kehidupan. Yang menentukan apakah perasaan tersebut positif atau tidak adalah bagaimana kita menyikapinya dan mengelolanya. Emosi itu sendiri tidak pernah salah, tetapi perilaku yang menjadi ekspresi dari perasaan tersebut bisa kurang tepat. 

Dalam menghadapi QLC, penting untuk tetap optimis dan berpikir positif. Ingatlah bahwa QLC adalah bagian normal dari perkembangan diri dan merupakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengadopsi strategi coping yang tepat dan menjaga keseimbangan emosi, kita dapat mengatasi QLC dengan baik dan mencapai kesuksesan di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun