Kasta berasal dari bahasa Portugis (caste) yang berarti pemisah atau tembok. Sistem kasta terdiri dari 4 kasta utama dan sub-kasta rendah. 4 kasta utama yaitu Brahmana (pendeta), Kesatria (pemerintah), Waisya (pedagang), dan Sudra (petani).Â
Terdapat ribuan sub-kasta di India, tetapi saya hendak membahas sebuah kasta buangan yaitu kasta Dalit, kasta yang tidak boleh disentuh. Kasta didapat sejak lahir, dipercaya sebagai wujud karma dan kesucian dari kehidupan di masa lalu.
Baca juga : Pentingnya Menghormati Orang Lain tanpa Harus Memandang Kasta
     Warna dari bahasa Sanskerta (varna) berarti ‘memilih (sebuah kelompok)’. Warna didapat ketika seseorang telah menekuni suatu keahlian. Berbeda dengan kasta, meskipun seseorang terlahir dari keluarga Sudra, jika ia menekuni bidang keagamaan, maka ia berhak menyandang warna Brahmana.
     Brahmana adalah golongan bagi orang yang menekuni bidang keagamaan dan menjadi pendeta. Warna Brahmana tidak bisa didapat sejak lahir. Golongan ini umumnya tidak menyukai kekerasan sehingga mereka tidak memakan daging dan menjadi vegetarian.Â
Baca juga : Kasta yang Tak Mengenal Cinta
Menurut kitab ke-10 Rig Veda, golongan Brahmana keluar dari mulut Dewa Brahmana, yang mengartikan golongan Brahmana adalah guru rakyat. Golongan Brahmana bertugas memimpin upacara keagamaan.
     Kesatria adalah golongan bagi tokoh masyarakat. Golongan ini menekuni bidang pemerintahan dan administrasi negara. Umumnya, golongan ini mahir menggunakan senjata dan kemiliteran, serta siap berkorban demi kebenaran. Dahulu, Kesatria merujuk pada bangsawan, tentara, dan raja.Â
Kini, Kesatria merujuk pada profesi penegak hukum dan prajurit pembela kebenaran. Golongan ini bertugas untuk menegakkan keadilan, memberi keamanan kepada ketiga warna lainnya, dan memimpin masyarakat.
     Waisya adalah golongan yang identik dengan pedagang dan pebisnis. Waisya bersama Brahmana dan Kesatria biasanya disebut triwangsa yang berarti profesi yang menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Golongan ini biasanya penuh perhitungan, tekun, terampil, cermat, dan lain-lain. Contoh profesi Waisya adalah pedagang. Golongan ini bertugas memenuhi kebutuhan pokok ketiga kasta lainnya.
Baca juga : "The White Tiger", Perbedaan Kasta si Miskin dan si Kaya