Mohon tunggu...
Fathiya Nurul Khaira Khaira
Fathiya Nurul Khaira Khaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta

Memiliki hobi membaca dan mendengarkan musik. Memiliki minat dalam mendalami pembelajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual

26 Oktober 2024   16:02 Diperbarui: 26 Oktober 2024   16:52 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengertian Tipologi Belajar

Dalam buku Quantum Learning karya Bobby de Potter dkk, disebutkan ada tiga jenis tipologi belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Setiap individu tidak hanya cenderung pada satu jenis modalitas saja, tetapi juga memanfaatkan kombinasi dari berbagai modalitas yang memberikan mereka kelebihan dan kelemahan tertentu. Tipologi belajar bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran dan membantu siswa menangkap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga karakteristik utama dalam tipologi belajar. Pertama, kognitif, yaitu cara berpikir, memecahkan masalah, dan memahami konsep. Yang kedua, afektif seperti motivasi, sikap, dan emosi yang mempengaruhi proses belajar. Terakhir, fisiologis yaitu dimana kondisi fisik sudah optimal saat akan melakukan kegiatan belajar, seperti lingkungan belajar yang ideal.

Teori-Teori Belajar dalam Psikologi 

Untuk mendidik siswanya secara efektif, seorang guru perlu memiliki pengetahuan tentang psikologi pembelajaran, agar pendidik dapat mempelajari bagaimana murid-murid mereka belajar. Teori pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: teori belajar behavioristik, kognitif, dan humanistik.

  • Teori Behavioristik: Menurut teori ini belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi melalui hubungan antara stimulus dan respons yang disertai dengan penguatan berdasarkan prinsip-prinsip mekanis. Perubahan perilaku ini, sebagai hasil dari proses belajar, menunjukkan bahwa belajar berkaitan dengan aktivitas fisik. Pendekatan ini yang menekankan pada hubungan stimulus-respons dan penguatan, berfokus pada aspek belajar itu sendiri.
  • Teori Kognitif: Teori ini menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Perkembangan kognitif adalah proses mental kompleks yang melibatkan penerimaan, pengorganisasian, dan penggunaan informasi untuk memahami dunia dan menyelesaikan masalah.
  • Teori Humanistik: Teori pendidikan humanistik sangat menekankan pada proses dan konten yang diarahkan pada siswa sebagai mata pelajaran pembelajaran. Tujuan dari filosofi ini adalah untuk membuat orang lebih relatable sehingga mereka dapat mencapai tujuan mereka dalam hidup dan pekerjaan. Gaya deskriptif teori ini memberikan arah pada proses pembelajaran. Pada kenyataannya, sulit untuk mengubah teori ini menjadi tindakan yang lebih dapat dilakukan dan nyata.

Tipe-Tipe Belajar Menurut Teori Psikologi Pendidikan

Mengetahui gaya belajar seseorang dapat membantu seseorang mengidentifikasi cara belajar yang lebih efisien, meskipun pembelajaran mandiri tidak selalu menghasilkan peningkatan kecerdasan. Hamzah (2008) menyatakan bahwa "Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa cocok dengan gaya itu, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik".

  • Gaya Belajar Visual: Siswa dengan gaya belajar visual memiliki ciri-ciri seperti teratur dan rapi; berbicara cepat; tidak mudah terganggu oleh suara latar saat mengingat visual; lebih suka membaca daripada mendengarkan; membaca dengan cepat dan teliti; dan sering tahu apa yang ingin diucapkan, meski kesulitan memilih kata.
  • Gaya Belajar Auditorial: Gaya belajar auditorial mengandalkan pendengaran, dengan ciri-ciri seperti berbicara pada diri sendiri saat bekerja; mudah terganggu oleh kebisingan; suka membaca keras dan mendengarkan; kesulitan menulis tetapi pandai bercerita; belajar dengan mendengarkan dan lebih mengingat diskusi dibandingkan dengan visual; dan senang berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan.
  • Gaya Belajar Kinestetik: Ditandai dengan kemampuan menyerap informasi melalui gerakan dan sentuhan. Ciri-ciri siswa kinestetik adalah berbicara perlahan; sulit mengingat peta kecuali pernah berada di lokasi tersebut; menghafal sambil bergerak; menggunakan jari saat membaca; dan tidak bisa duduk diam lama.

Perbedaan Individual dalam Belajar 

Perbedaan individu di antara peserta didik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia selain perbedaan itu sendiri. Menurut Landgren (1980), "perbedaan" dalam istilah "perbedaan individual" mencakup variasi yang terjadi, baik dalam aspek fisik maupun psikologis.

  • Perbedaan Biologis: Perbedaan biologis antar peserta didik tidak bisa diabaikan karena faktor ini mempengaruhi proses belajar. Kesehatan, termasuk kesehatan mata dan telinga, memainkan peran penting dalam penerimaan pelajaran di kelas. Anak yang memiliki gangguan penglihatan atau pendengaran cenderung mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.
  • Perbedaan Psikologis: Perbedaan psikologis pada siswa meliputi perbedaan minat, motivasi, dan kepribadian. Ketiga faktor ini memiliki hubungan positif dengan hasil belajar yang dicapai. Jika siswa memiliki minat besar terhadap pelajaran, motivasi tinggi untuk belajar, dan daya ingat yang baik, hasil belajar mereka juga akan optimal.
  • Perbedaan Intelegensi: Ackerman menyatakan bahwa proses belajar terdiri dari tiga fase yang masing-masing memerlukan kemampuan intelektual berbeda, yaitu fase kognitif, asosiatif, dan otonom. Salah satu tanda kematangan intelektual adalah kemampuan untuk mentoleransi ketidakpastian, menghadapi kontradiksi, serta menghargai pendapat yang berbeda tanpa bersikap skeptis atau bersaing secara negatif.
  • Perbedaan Bakat: Meskipun istilah bakat sering disamakan dengan inteligensi, bakat sebenarnya merupakan salah satu aspek dari inteligensi. Menurut Bingham, bakat adalah kondisi atau serangkaian karakteristik yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan tertentu melalui latihan, seperti kemampuan berbahasa atau bermusik.

Implikasi dari perbedaan tipologi dan individual dalam pembelajaran menekankan pentingnya penerapan metode pengajaran yang bervariasi agar setiap siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan gaya dan kapasitas mereka. Oleh karena itu, pemahaman tentang tipologi belajar dan perbedaan individual sangat penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun