Udah jalan-jalan sampai ke luar negeri buat healing, tapi kok rasanya kepala masih mumet ya? Hmm, kira-kira apa yang salah? Yuk, baca ulasan di bawah!
Akhir-akhir ini kita semakin familiar dengan istilah Healing. Banyak orang yang menggunakan istilah ini untuk dijadikan cover ketika tengah melakukan liburan ke pantai, gunung, dan tempat wisata lainnya.
Tapi, apakah benar kegiatan yang mereka lakukan itu merupakan definisi dari Healing yang sesungguhnya? Atau justru, ada salah persepsi dalam mengartikan kata “Healing” sehingga bukannya fresh setelah liburan, malah justru pusing dan sakit kepala. Yuk, kita sama-sama kenali!
Apa itu Healing?
Healing pada dasarnya berarti menyembuhkan. Dalam psikologi, healing biasanya dikaitkan dengan istilah self-healing.
Self-healing sendiri menurut Crane dan Ward (2016) merupakan proses penyembuhan yang dilakukan sendiri melalui proses keyakinannya sendiri, yang juga didukung oleh lingkungan dan faktor eksternal penunjang.
Oleh sebab itu, dalam melakukan self-healing diperlukan adanya keyakinan dan kepercayaan diri, serta kemampuan komunikasi intrapersonal yang baik agar mendorong timbulnya motivasi untuk melakukan suatu penyembuhan.
Healing Gak Harus Jalan-Jalan atau Ngabisin Uang!
Banyak orang menganggap bahwa healing itu harus berupa travelling, shopping, atau hal lain yang notabenenya menghabiskan banyak uang.
Namun, kenyataannya healing dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti meditasi, melatih diri untuk mindfulness, belajar self-compassion, melakukan positive self-talk, serta manajemen diri.
Pada intinya, konsep healing menekankan pada adanya upaya individu untuk membuat dirinya merasa lebih damai, tentram, dan mampu menerima apa yang telah terjadi pada dirinya sehingga terbentuklah pribadi yang lebih kuat dan tegar dalam menjalani segala lika-liku kehidupan, meskipun pada praktiknya cara yang digunakan tiap individu berbeda satu sama lain.