Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi yang menghubungkan seluruh orang di belahan dunia yang dipisahkan oleh jarak dan waktu. Seluruh masyarakat dan penjuru dunia dapat terhubung dan tidak dapat dipisahkan dengan adanya kehadiran internet. Dengan adanya internet memberikan kemudahan dari berbagai aspek, mulai dari pekerjaan, proses belajar dan mengajar, sumber informasi dan ilmu pengetahuan, hiburan, tempat berkarya, dan lain sebagainya. Misi awal internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkas keras komputer. Namun sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efisien, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Penggunaan internet dapat menjadi boomerang apabila tidak digunakan secara bijak. 64% pengguna internet di Indonesia ialah remaja berusia 15 hingga 19 tahun. Remaja di era sekarang yang lebih dikenal dengan generasi Z. Generasi ini telah mengenal dan terpengaruh dengan kehadiran teknologi digital yang telah ada sejak awal kehidupan mereka. Hal itu membuat generasi Z menjadi kelompok generasi paling dominan dalam penggunaan internet. Melalui fakta ini pula, remaja menjadi pihak yang paling rentan terkena dampak dari penggunaan internet. Hal ini karena tidak semua remaja dapat memilah penggunaan internet yang mana yang bermanfaat untuk dirinya dan yang mana tidak bermanfaat bagi perkembangan dirinya. (Kurniawan et al. 2021).
Dampak dari penggunaan internet bagi remaja
Menurut Lenhart, Purcell, Smith dan Zickuhr (2010) dalam (Hakim et al. 2016) menemukan 66% dari 800 remaja menggunakan media online setiap hari untuk mengerjakan tugas sekolah, untuk berhubungan dengan teman-teman mereka, bermain game, menunjukkan kreasi digital mereka, atau untuk alasan yang lain. Cyberbullying menjadi sebuah masalah baru yang muncul dari efek perkembangan tersebut menurut survei global yang diadakan oleh Latitude News pada tahun 2012 Indonesia merupakan negara dengan kasus bullying tertinggi kedua di dunia setelah Jepang. Kasus bullying di Indonesia ternyata mengalahkan kasus bullying di Amerika Serikat yang menempati posisi ketiga. Ironisnya, kasus bullying di Indonesia lebih banyak dilakukan di media sosial. Kasus ini paling sering dilakukan oleh telepon genggam chat room, email, online instant messaging.
Dampak negatif lainnya nampaknya yang mendominasi hasil-hasil penelitian yang terkait dengan penggunaan internet pada remaja. Sanders, dkk. (2000) hasil penelitian menyatakan adanya keterkaitan antara dengan depresi dan isolasi sosial pada remaja pengguna internet, Ma (2012) penelitiannya membuktikan keterkaitan penggunaan internet dengan perilaku antisosial pada remaja, Yen, dkk (2014) menyatakan bahwa hasil penelitiannya membuktikan adanya keterkaitan antara sindroma kecanduan internet dengan kecemasan, depresi, dan self-esteem pada remaja. Chen & Pens (2008) internet dengan berbagai fitur fasilitasnya dapat membawa seseorang mengalami penurunan kemampuan dalam hal psychosocial adjustment, interpersonal relationship, dan academic Haq (2015) melaporkan bahwa dampak penggunaan internet yang kurang tepat menjadikan anak ABG mencuri uang untuk dapat bermain game.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa internet juga memiliki dampak yang positif, peneliti melihat adanya dampak positif dari penggunaan internet. Ekasari & Dharmawan (2012) melihat sisi positif penggunaan internet pada remaja pedesaan terhadap kondisi sosial ekonomi. Peneliti lain yang mencoba melihat pengaruh dan pola aktivitas penggunaan internet pada siswa SMP, oleh Sherlyanita & Rakhmawati (2016) menemukan dampak positif atas penggunaan internet, remaja SMP terbukti sudah dapat menentukan penggunaan internet secara baik, baik untuk sarana pembelajaran maupun fungsi hiburan seperti media sosial, di mana waktu interaksi siswa pada interaksi langsung di kehidupan sehari-hari dan waktu interaksi pada media sosial sudah seimbang dan sesuai dengan porsinya, sudah dapat mengetahui hal-hal dasar yang perlu diterapkan untuk keamanannya, seperti pembatasan privasi dan sharing hanya untuk orang yang dikenal. Hamka (2015) juga melihat penggunaan internet decara positif oleh mahasiswa sebagai media kreatif dan pembelajaran. Apabila melakukan penulusuran di internet, juga tidak sedikit remaja yang menggunakan internet untuk lebih produktif secara: ekonomi (on line shop, menghasilkan kreasi-kreasi kreatif melalui film, video, dll), akademik (menelusuri jurnal, informasi pendidikan di institusi, pencarian bea siswa, dll).
Penanaman pemahaman penggunaan dan keamanan media digital untuk anak-anak dan remaja dinilai sangat penting karena konten yang masuk ke dalam jaringan Internet sangat bebas dan sulit disaring. Karena saat ini tingkat kejahatan dunia maya meningkat sangat tajam, seperti pornografi, penipuan, bullying, pencurian data, penyesatan opini, dan sebagainya. Berbagai potensi negatif tersebut mengintai pengguna Internet yang saat ini didominasi kalangan remaja. Besarnya pengaruh negatif Internet tersebut kalau tidak dibendung dengan berbagai kegiatan Internet yang aman dikhawatirkan akan merusak generasi mendatang. Sosialisasi mengenai penggunaan internet kepada kalangan remaja dan masyarakat tentunya sangat diperlukan, adanya pemahaman dan penerapan akan materi yang diterima akan membantu mereka terhindar dari resiko, bahaya, konten, situs, dan hal-hal lainnya yang bersifat negative. Melalui pelaksanaan proyek ini menyelesaikan masalahan akan rendahnya pemahaman konsep dan cara penggunaan internet sehat dan aman serta menghasilkan kalangan pelajar yang dapat meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari internet. sehingga terciptanya kalangan masyarakat yang cerdas dan produktif kedepannya.
Daftar Rujukan
Hakim, Siti Nurina, Aliffatullah Alyu Raj, Dara Febrian, Chita Prastiwi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah, and Penggunaan Internet. 2016. "Remaja Dan Internet," no. 2008: 311--19.
Kurniawan, Robby, Abdurrakhman Alhakim, Bendi Safero, and Jessica Valeria. 2021. "Penggunaan Internet Yang Sehat Dan Aman Di Kalangan Masyarakat Dan Pelajar." Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarakat; Volume 4 No.2 4 (2): 15--21.
Biodata penulis