Mohon tunggu...
Fathiya Adila
Fathiya Adila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "veteran" Yogyakarta

love to watching movie!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memperkuat Citra Bangsa: Soft Power dalam Politik Luar Negeri Jokowi

7 Desember 2024   08:24 Diperbarui: 7 Desember 2024   08:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamuan Santap Malam KTT G20 di GWK Bali (Source: pinterest https://pin.it/59SC7V3iD)

Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia semakin mengedepankan konsep 𝘴𝘰𝘧𝘵 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳 dalam politik luar negerinya. S𝘰𝘧𝘵 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳 adalah kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi negara lain melalui daya tarik budaya, nilai-nilai, dan kebijakan positifnya.

Salah satu contoh nyata 𝘴𝘰𝘧𝘵 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳 Indonesia adalah penggunaan batik. Batik diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Pengakuan ini tidak hanya meningkatkan citra batik di mata dunia, namun juga memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Pada forum internasional seperti KTT G20 di Bali, batik dijadikan simbol budaya untuk menciptakan kesan positif dan meningkatkan daya tarik Indonesia di kancah dunia. Penggunaan batik yang dilakukan delegasi Indonesia dan kostum G20 menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. 

Selain batik, sektor pariwisata juga menjadi fokus utama ekspansi 𝘴𝘰𝘧𝘵 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳. Salah satu proyek yang menonjol adalah pembangunan Sirkuit Mandalika di Lombok, yang arena balap ini tidak hanya menjadi tuan rumah balapan internasional, tetapi juga menarik wisatawan dari berbagai negara.

Mandalika dirancang sebagai destinasi wisata lengkap yang terintegrasi dengan keindahan alam dan budaya lokal, yang akan menawarkan berbagai pengalaman unik bagi pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berupaya mempromosikan pariwisata melalui 𝘴𝘰𝘧𝘵 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳.

Pembangunan infrastruktur Mandalika juga mencerminkan visi Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan memperkuat infrastruktur, Indonesia dapat meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas bagi wisatawan yang berkunjung.

Selain Mandalika, Presiden Jokowi juga menggalakkan “10 Bali Baru” untuk menarik perhatian wisatawan mancanegara. Destinasi seperti Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo memerlukan perhatian khusus dalam pengembangannya.

Infrastruktur pendukung seperti bandara dan jalan akan diperluas untuk meningkatkan akses ke destinasi wisata tersebut. Pariwisata tidak hanya mendatangkan devisa negara tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan wisata utama.

Selain itu, Program Beasiswa Darmasiswa juga merupakan bagian dari strategi 𝘴𝘰𝘧𝘵 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳 Indonesia, yang memberi kesempatan kepada pelajar internasional untuk belajar bahasa, seni, dan budaya Indonesia. Melalui program ini, Indonesia dapat memperkenalkan budayanya kepada dunia.

Beasiswa Darmasiswa tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang Indonesia, namun juga membangun jaringan internasional yang dapat memperkuat hubungan diplomatik. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menggunakan pendidikan sebagai ajang promosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun