Mohon tunggu...
Fathiya Adila
Fathiya Adila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "veteran" Yogyakarta

love to watching movie!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Akhlak Rasulullah dalam Character Building

10 Agustus 2023   22:16 Diperbarui: 10 Agustus 2023   22:29 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Akhlak Rasulullah dalam Character Building

Dewasa ini muncul beragam kejadian yang meresahkan dikalangan warga negara Indonesia yang sudah banyak menggerogoti nilai-nilai luhur agama, budaya dan falsafah bangsa. Ditandai dengan rusaknya moral pada masyarakat seperti, korupsi, penculikan, pembunuhan,  penyalahgunaan narkoba, tawuran antar pelajar, seks bebas, hilangnya rasa sopan santun, dan lain sebagainya.

Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan jika terus dibiarkan tanpa adanya perbaikan dan pemecahan. Adapun salah satu upaya kita yang menjadi tanggung jawab bersama adalah dengan pembangunan karakter (character building). Yaitu, upaya untuk mengembangkan seluruh aspek kemanusiaan dalam dimensi fisik, emosional, spiritual, dan intelektual agar menghasilkan individu yang memiliki karakter iman, tanggung jawab, peduli, jujur, berani, dan menjadi warga negara yang baik.
Character building dalam Islam merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai Islami dalam diri seseorang. Telah dicontohkan juga oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  utusan Allah yang memiliki akhlak yang sempurna. Beliau juga mendapatkan didikan langsung dari Allah, sehingga memiliki kedudukan paling agung di muka bumi ini. Seperti yang telah Allah firmankan pada surah Al-Qalam ayat 4:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”
Allah sendiri yang mengakui dan mengatakannya langsung ialah bukti kuat bahwa Rasulullah memiliki akhlak yang agung dan mulia sejak lahir. Beliau juga terkenal di antara kaumnya sebagai sosok yang baik, jujur dan terpercaya. Begitu juga Islam sangat mengedepankan karakter yang jelas telah menjadi substansi ajarannya, bahkan karakter itu sendiri yang menjadi landasan sistem pendidikan dalam islam.
Karakter dalam perspektif Islam sama dengan akhlak yang menjadi jati diri seseorang. Akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting, karena selain akal dan pikiran akhlak menjadi pembeda antara manusia dan binatang. Maka dari itu beliau diutus sebagai penyempurna Akhlak dan pendidik bagi umatnya, sebagaimana dalam sabda beliau:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad  2/381)
Beliau berhasil melaksanakan amanah besar dengan mengubah masyarakat
jahiliyah menjadi masyarakat yang beriman dan beradab, sekaligus mencetak manusia yang berkarakter mulia. Namun sekarang sedang terjadi kemerosotan akhlak, adab, moral, dan, etika yang menjadi sebab utama kejadian-kejadian yang mengkhawatirkan.
Sebagai guru yang mulia, pendidik yang agung, dan sebagai uswah hasanah
bagi manusia berikut ini beberapa contoh akhlak dan karakter Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang berkaitan dengan posisi beliau sebagai seorang guru dan pendidik, terutama yang berkaitan dengan character building.
Pertama, shiddiq (jujur). Semua hubungan dibangun atas dasar kejujuran. Tanpa kejujuran, runtuhlah semua bangunan antarmanusia. Dalam pendidikan, kejujuran mutlak dipersyaratkan. Apalah jadinya generasi masa depan jika dididik tanpa kejujuran. Rasulullah pun telah dijuluki al-amin, yaitu orang yang jujur dan dapat dipercaya bahkan sebelum diangkat menjadi nabi.
Kedua, amanah (dapat dipercaya). Yaitu sikap bertanggung jawab orang yang dititipi barang atau benda lainnya dengan mengembalikannya kepada orang yang memilikinya. Sifat amanah berhubungan erat dengan berbagai sifat mulia lainnya, seperti jujur, sabar, berani, menjaga kemuliaan diri, memenuhi janji dan adil.
Ketiga, tabligh (menyampaikan). Yang dimaksud menyampaikan adalah memberikan pemahaman kepada orang-orang mengenai kebaikan dan kebenaran sesuai perintah Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Sebab hal ini sesuai dengan sabda nabi yang artinya: “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu.”
Keempat, fathonah (cerdas). Cerdas secara intelektual dan cakap secara emosional diperlukan untuk mendidik seseorang menjadi pribadi yang berkarakter. Mengenai muslim yang cerdas, Nabi mengatakan dalam sebuah hadis: “Orang yang paling banyak dalam mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Merekalah yang paling cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan di dunia dan kehormatan di akhirat.” (H.R. At-Tirmidzi).
Telas jelas bahwa character building dalam Islam sudah pasti di sandarkan pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai teladan bagi umat Islam. Hal ini berdasarkan pada Quran Surah Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun