Anak Yatim dan Dhuafa: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Tindakan Nyata
SantunanPendahuluan
Anak yatim memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa anak yatim adalah sosok yang harus dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an  mengenai keutamaan menyayangi anak yatim :
Artinya: Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Al-Baqarah Ayat 220).
Santunan terhadap anak yatim dan dhuafa merupakan tindakan kemanusiaan yang mulia dan menjadi bagian integral dari ajaran agama serta nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya sebatas pemberian materi, namun juga mencerminkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Keutamaan dan Makna Menyantuni Anak Yatim
Menyantuni anak yatim adalah tindakan mulia yang sangat dianjurkan . Lebih dari sekadar pemberian materi, tindakan ini mengandung makna mendalam dan membawa berbagai keutamaan bagi pelakunya.
Makna Menyantuni Anak Yatim
- Implementasi Kasih Sayang: Menyantuni anak yatim adalah wujud nyata dari kasih sayang terhadap sesama manusia, terutama mereka yang lemah dan membutuhkan.
- Meneladani Rasulullah: Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk menyantuni anak yatim. Beliau bahkan menjadikan diri sendiri sebagai contoh dengan mengasuh dan merawat anak yatim.
- Memenuhi Kebutuhan Dasar: Anak yatim seringkali kekurangan dalam hal materi dan kasih sayang. Dengan memberikan santunan, kita membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka.
- Menumbuhkan Empati: Melalui kegiatan menyantuni, kita dapat lebih memahami kesulitan yang dialami oleh orang lain dan menumbuhkan rasa empati.
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
- Janji Surga: Banyak hadis yang menyebutkan bahwa orang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan tempat yang mulia di surga. Rasulullah SAW bersabda, "Aku dan orang yang memelihara anak yatim akan masuk surga seperti ini," sambil memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya yang dirapatkan. (HR. Bukhari)
- Perlindungan Allah: Allah SWT akan memberikan perlindungan dan pertolongan kepada orang yang menyantuni anak yatim.
- Pintu Rezeki Terbuka: Menyantuni anak yatim dianggap sebagai salah satu cara untuk membuka pintu rezeki.
- Hati Menjadi Lebih Lembut: Melalui kegiatan menyantuni, hati akan menjadi lebih lembut dan penuh kasih sayang.
- Menjadi Teladan: Orang yang menyantuni anak yatim akan menjadi teladan bagi orang lain untuk berbuat baik.
Dalam konteks Pancasila, sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" memiliki keterkaitan dengan santunan untuk anak yatim piatu. Sila ini mengandung pengertian bahwa manusia Indonesia seharusnya diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila adalah:
- Menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala martabat dan hak asasinya.
- Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab seperti memperlakukan dirinya sendiri.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
Dengan demikian, santunan untuk anak yatim piatu selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila. Mari kita terus berbuat kebaikan dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang membutuhkan.